Cerita Liam, Alumnus Cikal, dan Ingmar, Murid SMA Cikal Lebak Bulus, Kakak-Beradik yang Berprestasi di Bidang Musik!

Cerita Liam, Alumnus Cikal, dan Ingmar, Murid SMA Cikal Lebak Bulus,  Kakak-Beradik yang Berprestasi di Bidang Musik!

Durasi Waktu Baca : 8 Menit



Jakarta, Sekolah Cikal.Musik seringkali menjadi sebuah perantara penyampaian pesan, mengekspresikan kebahagiaan dan juga menjadi pemantik inspirasi bagi banyak orang. Di edisi kali ini, Cikal akan berbagi sebuah cerita inspiratif dari salah satu alumni Cikal tahun 2020, Liam Amadeo Riza, yang kini tengah melanjutkan pendidikan di British and Irish Modern Music (BIMM), dan Ingmar Anargya Riza, murid kelas 2 SMA Cikal, yang memiliki minat di bidang musik sejak kecil. 


Sebagai kakak-beradik yang tergabung dalam duo “Livingroom.”, Liam dan Ingmar, baru-baru ini berhasil meraih penghargaan sebagai Duo/Grup Kolaborasi Rap/Hiphop Terbaik dalam AMI ke-25 dan masuk dalam dua nominasi yakni duo/grup/kolaborasi rap hip terbaik dan duo/grup/kolaborasi pendatang baru terbaik dalam Anugrah Musik Indonesia ke-25. 


(Liam, Alumus Cikal, dan Ingmar, murid SMA Cikal Lebak Bulus, dalam duo Livingroom. Meraih penghargaan Duo/Grup Kolaborasi Rap/Hiphop Terbaik di ajang AMI ke-25. Dok. Liam dan Ingmar)


Seperti apa perjalanan pengembangan minat, bakat, dan kolaborasi mereka berdua sebagai duo grup dan juga pelajar? Simak ceritanya di bawah ini yuk! 


Awal Mula Duo “Livingroom.” Menemukan Minat di Bidang Musik 


Perjalanan duo livingroom. menemukan dan mengembangkan minat di bidang Musik ternyata dimulai dari kecil. Ingmar menemukan minat bermusiknya di saat ia berada di jenjang kelas 5 SD. 


“Aku mulai tertarik dengan musik saat kelas lima. Saat itu, aku memperoleh laptop pertamaku dan di laptop tersebut terdapat aplikasi gratis yang namanya garageband untuk membuat aransemen musik, dan juga ada suara instrumentnya.” ceritanya. 


Ingmar juga menambahkan bahwa setelah dari penemuan aplikasi tersebut, ia selalu mencoba, mengeksplorasi, dan mengolah instrumen musik sesuai dengan keinginannya. Lambat laun, kegiatan tersebut menjadi sebuah hobi yang mendorongnya semakin bersemangat mengembangkan diri di bidang musik, baik itu membuat musik dan melakukan eksperimen dengan instrumen dan suara. 


Berbeda dengan Ingmar yang mengenal dan berminat dengan musik di jenjang SD, Liam, kakak dari Ingmar dan juga alumnus dari Sekolah Cikal, telah menyukai musik di fase perkembangan diri yang jauh lebih dini yakni di usia tiga tahun. 


“Kalau dari aku, aku suka musik dari kecil sebenarnya. Ibu dan Bapak suka cerita dari umur tiga tahun aku sering lompat-lompat di sofa sambil nyanyi lagu Linkin Park. Abis itu, waktu aku sekitar 13 atau 14 tahun, aku ketemu musisi namanya Childish Gambino, dan aku jatuh cinta dengan semua genre yang dia bikin waktu itu, yg termasuk hip-hop, R&B, pop, yaitu genre musik yang kita (aku dan Ingmar) buat sekarang.” cerita Liam.



(Liam dan Ingmar resmi merilis duo “Livingroom.”di tahun 2018. Dok. Liam dan Ingmar)


Liam juga menambahkan bahwa kedua orang tuanya memang suka sekali dengan musik dengan selera atau genre musik mereka masing-masing. Hal inilah yang, menurut Liam, membuat Liam dan Ingmar diberikan keleluasaan dan dukungan untuk mengeksplorasi genre musiknya masing-masing. 


“Musik selalu ada di rumah, Bapak dan Ibu, dalam hal ini keduanya suka musik dan sangat passionate dengan selera mereka sendiri, dan kalo kita lagi di mobil, selalu ada salah satu dari kita yang mengambil bluetooth dan jadi DJ untuk perjalanan hari itu haha.” tambahnya dengan antusias bercerita dengan Tim Cikal. 


Baca juga : Cerita Kirana Radita, Murid SMA Cikal, yang Terpilih Jadi Duta Pemuda Indonesia dan Jalankan Misi Budaya di Filipina




Lahirnya Duo Livingroom. secara Resmi dan Alasan Pemilihan Namanya


Duo Livingroom. yang merupakan grup duo kakak-beradik Liam, Alumnus Cikal, dan Ingmar, Murid SMA Cikal Lebak Bulus, resmi terlahir dan rilis di tahun 2018. Menurut Liam, keputusan resmi terlahir sebagai duo ini terlahir dari kebiasaan membuat musik bersama bahkan dari keinginan untuk menulis lagu bagi artis-artis musik lainnya di dunia musik Indonesia. 


“Kita mutusin resmi jadi Livingroom. tahun 2018, dan kita memang awalnya buat musik bareng aja sebenarnya karena kita dulu maunya jadi penulis lagu (songwriter) buat artis lain.” cerita Liam.




Terkait pemilihan nama duo/grup Livingroom., ternyata Liam dan Ingmar memilih penyebutannya terinspirasi dari ruang tamu yang seringkali digunakan oleh mereka berdua sebagai sudut pengembangan gagasan dan ide yang terletak dekat dengan studio mereka di rumah. 


“Iya, kita berkarya di ruang tamu (livingroom) dan itu juga sebenarnya kenapa kita namanya Livingroom. Dari sofa depan TV itu hanya 4 langkah ke kiri sudah sampai studio kita, dan sampai hari ini, kita udh rilis 2 single, precious dan stars.” ucapnya. 


Baca juga : Kunjungan Nitya Andjani, Lulusan Sekolah Cikal yang Kini Jadi Wakil Indonesia Berkarir di Belanda!




Cerita Liam dan Ingmar Saling Mendukung dalam Perjalanan Berkarya di Bidang Musik


Dalam sesi berbagi ceritanya secara tertulis bersama Cikal, Liam bercerita bahwa tidak ada komitmen khusus dalam proses terciptanya “Livingroom.”, melainkan saling mendukung dan berkolaborasi bersama. Dimulai dari beat lagu dibuat oleh Ingmar dan lirik lagu dibuat olehnya.


“Dalam hal ini sebetulnya, beda-beda per-project lagu, kebanyakan lagu mulai dari beat yang Ingmar bikin dan kirim ke aku. Setelah itu, aku coba nyari melodi yang cocok, dan kata-kata dan tema yg cocok dengan "vibe" lagunya, seperti Precious, Stars dan lagu ketiga kita yang akan keluar bentar lagi.” jelas Liam. 


Ingmar menambahkan bahwa dalam proses pengembangan lagu yang dibuat oleh Livingroom., seperti lagu Precious dan Stars berjalan dengan mengalir dari keduanya. 


“Kalau dari lagu single pertama kita, Precious, itu sebetulnya tidak ada inspirasi khusus yang stand out karena ide musiknya muncul pas aku sedang ada di studio sehingga lebih ke arah freestyle dan go with the flow aja,  tetapi kalau single kedua kita Stars ada satu lagu namanya "Hug Me" dari Ikon yang pada waktu itu aku lagi sering dengerin, dan aku inget banget mau bikin track seperti iitu, dan hasilnya jadi kedua single itu hehe.” ceritanya.


Bagi Ingmar dan Liam, sebagai duo, awalnya mereka berdua terbentuk duo bersama hanya bermula dari rasa nyaman sebagai kakak-beradik yang ingin menciptakan karya musik bersama, dan tentunya saling melengkapi satu sama lain di kompetensi musiknya, baik itu Ingmar yang membuat beat lagu, dan Liam yang mengkomposisikan liriknya. 


Baca juga : Menerapkan Pendekatan Personalisasi, Sekolah Cikal Bebaskan Murid Mendesain Model Seragam Batik Sampai Mewarnai Rambut!




Berkarya Beda Waktu dan Benua, Fokus Liam dan Ingmar Buat Karya Musik Enak Bagi Pendengar


Dengan kondisi beda zona waktu dan beda benua, Liam dan Ingmar ternyata tidak memiliki tantangan khusus atau bahkan kesulitan saat menciptakan karya bersama. Menurut Ingmar, Ia dan sang Kakak tidak menetapkan waktu khusus untuk buat karya bareng melainkan fokus pada waktu luang bersama. 


“Kalau dari pengaturan waktu, selama ini tidak ada masalah sih karena kita biasanya bikin musik pas free time dan karena aku masih lihat membuat musik sebagai hobi jadi prosesnya selalu seru [bareng kakak], dan walaupun LDR kita masih ok aja, karena aku tinggal kirim beat, lalu Kakak Liam kirim melody lewat email atau whatsapp trus saling berkabar kalau misalnya ada revisi atau perbaikan. Kita juga gunakan video call virtual via zoom kalau mau bikin musik bareng” ceritanya.


(Komitmen Liam dan Ingmar sebagai Kakak-Beradik dan juga Kolaborator Musik menjadi inspirasi bagi semua pihak. Dok. Kanal Instagram @livingroom131)


Liam pun menambahkan persetujuannya tentang fleksibilitas waktu dalam berkarya di zona waktu dan perbedaan benua. Ia menambahkan bahwa baik dirinya atau Ingmar selalu punya prosesnya sendiri dalam membuat karya, sehingga pastinya kakak-beradik ini akan selalu saling membangun komunikasi bersama. 


“Liam dan Ingmar itu kakak-adik, braunsugar dan 1ng adalah kolaborator musik, aku memilih kerja dan buat karya bareng Ingmar, begitu pun Ingmar terhadapku, karena aku tahu aku bisa bikin lagu bagus sama dia, dan aku suka kerja sama dia, and vice versa. Jadi cara aku ngelihat Ingmar saat kita kerja buat musik bareng dan saat sebagai adik-kaka itu beda, dan karena ini, kita tidak pernah berantem atau saling marah, kenapa? karena kita berdua tujuannya sama yakni buat lagu enak (untuk pendengar).” ucap Liam dengan suka hati.


Baca juga : Sejarah Cikal, Sekolah Berbasis Kompetensi Pertama di Indonesia, Jadi Contoh Praktik Baik Lahirnya Sekolah dengan Pendekatan Personalisasi!


Keberhasilan Livingroom. meraih Penghargaan Duo/Grup Kolaborasi Rap/Hiphop Terbaik Dalam AMI ke-25 merupakan sebuah inspirasi bagi publik tentunya, tanpa terkecuali memberikan kebanggaan bagi orang tua dan juga Sekolah Cikal. 


Sebagai orang tua, Riri Riza menceritakan kebahagiaannya atas pencapaian Livingroom. dalam unggahan instagramnya. Ia menceritakan bahwa Liam dan Ingmar memutuskan untuk mengambil langkah serius di bidang musik, menyebut diri mereka sebagai duo “Livingroom.” dan melakukan eksplorasi pengembangan karya secara mandiri pada tahun 2018.


“Liam dan Ingmar memutuskan untuk serius bermusik dan menyebut diri mereka “Livingroom.” di tahun 2018 (Liam 16 tahun dan Ingmar 12 tahun). “Livingroom.” bermusik di ruang tamu rumah kami. Peralatan dikumpulkan satu persatu, dimulai dengan midi controller LPK 25, dan Microphone yang dibeli online. Mereka terinspirasi Childish Gambino, Pharrel Williams, dan beberapa produser KPop.” tulisnya.


Ia juga menambahkan bahwa kemandirian proses belajar musik Liam dan Ingmar dilakukan seraya Ingmar dan Liam menikmati proses pendidikannya.


“Sambil belajar dan gerilya musik secara mandiri selama dua tahun, mereka lalu berteman dengan seorang band manager yang mengantarkan mereka ke Wonderland Records di pertengahan 2021. Precious dan Stars adalah single mereka yang tetap diproduksi sepenuhnya di rumah. Ingmar mulai sibuk dengan tugas-tugas untuk Diploma Program sekolah,  sementara Liam nyambi belajar musik di Inggris Raya. sepertinya mereka tahu apa yang mereka mau. Selamat untuk dua nominasi Anugrah Musik Indonesia (AMI) 2022. I am so so proud of you.” tulisnya dengan penuh rasa bangga.


Sebagai Kepala Sekolah SMA Cikal Lebak Bulus di mana tempat Ingmar kini tengah menempuh pendidikan Diploma Program, dan juga  dahulunya merupakan Kepala Sekolah SMP-SMA Cikal Amri saat Liam masih menempuh pendidikan di Cikal, Ranny Iranasari Kartabrata mengucapkan apresiasi tertingginya kepada Liam dan Ingmar. 


“Kami bangga melihat perkembangan kemampuan Ingmar dalam mengatur dirinya secara mandiri serta percaya dirinya yang semakin baik, serta kemampuan Liam yang mampu mengatur jadwal kuliahnya di UK dan projek musiknya di Jakarta dengan baik dan mandiri. Orang tua dan kami sebagai sekolah juga dalam hal ini tidak akan berhenti berkolaborasi mendukung proses eksplorasi dan prestasi keduanya.” tambahnya.


Di akhir, Ranny menutup dengan harapan Liam dan Ingmar akan senantiasa mengeksplorasi, menghargai keunikan masing-masing dan selalu berkarya. Tak lupa juga, semoga pengembangan diri, inspirasi dan kolaborasi dari Liam dan Ingmar dapat memberikan motivasi bagi para pemuda Indonesia lainnya dan kelak menjadi kolaborator musik terbaik Indonesia di masa depan.


“Semoga semakin banyak remaja-remaja Indonesia yang memiliki motivasi untuk berprestasi seperti Liam dan Ingmar yang selalu mengeksplorasi minat, menghargai keunikan masing-masing dan berani berkarya dengan ide-ide  kreatif yang out of the box yang mencerminkan Kompetensi 5 Bintang Cikal.” tutupnya.


Semoga sukses selalu dalam memberikan inspirasi di bidang musik ya, Livingroom., Liam dan Ingmar! (*)


I'M INTERESTED