Durasi waktu baca : 3 menit
Jakarta, Sekolah Cikal Lebak Bulus. Bagi Ahza, murid kelas 10 SMA CIkal Lebak Bulus, setiap pengalaman kompetisi adalah kesempatan untuk belajar bertumbuh. Seperti yang dirasakannya saat mengikuti Jakarta International Model United Nations (JMUN) 2025.
Kompetisi sidang PBB ini rutin diadakan tahunan yang diselenggarakan oleh Indonesian Student Association for International Studies (ISFASIS) yang diikuti oleh pelajar nasional dan internasional, dari Amerika Serikat, United Kingdom, India, New Zealand, Australia, Malaysia, Singapore, Laos, Philippines, Thailand, dan lain sebagainya.
Tahun ini, Ahza mewakili SMA Cikal Lebak Bulus berpartisipasi pada Council CRISIS, yaitu simulasi kejadian masa lalu pada zaman pra-kemerdekaan Indonesia, dan meraih award sebagai Best Delegate dan Most Outstanding Delegate. Seperti apa proses pengembangan diri ahza di kompetisi ini? Simak selengkapnya di artikel berikut.

(Ahza, Ahli Debat MUN dari SMA Cikal Lebak Bulus, berjaya di JMUN 2025.Dok.Cikal)
Baca Juga : Mengenal Klub MUN Sekolah Cikal Serpong, Student Led Club Jenjang SMP-SMA yang Berprestasi!
Dalam sesi wawancara, Ahza menceritakan motivasinya mengikuti Jakarta International Model United Nations 2025, ia mengungkapkan bahwa ingin membawa nama baik Sekolah Cikal ke kancah internasional dan menemukan perspektif baru dari kompetisi ini.
“Motivasiku mengikuti JMUN 2025 adalah agar saya dapat meraih prestasi sekaligus mengharumkan nama sekolah. Saya ingin mendapatkan pengalaman baru dan belajar lebih banyak dari perlombaan ini. Lalu, saya ingin menggunakan prestasi-prestasi ini untuk mendapatkan chairing gigs agar dapat chairing bersama Steven, Kiev, dan Dustin, yang merupakan idola-idolaku di MUN.” ungkap Ahza.
Di kompetisi yang penuh diskusi dan perdebatan gagasan diplomatis seperti JMUN, tentunya Ahza dapat belajar untuk tetap tenang, mendengarkan, dan menanggapi dengan bijak di tengah perbedaan pendapat dari peserta lain.
“Dari kompetisi ini, saya belajar lebih banyak tentang kesabaran dan juga berpikir kritis, tanpa terbawa emosi dan tetap objektif. Saya juga belajar bahwa age is just a number. Meskipun saya salah satu yang paling muda di council room, saya masih mencoba untuk memaksimalkan kesempatan saya.” kata Ahza.

(Ahza, murid SMA Cikal Lebak Bulus, memiliki kemampuan berpikir kritis yang mendalam. Dok. Cikal)
Ahza juga melanjutkan, kompetisi ini juga membantunya berkembang secara emosional, mulai dari kepercayaan diri, caranya bersosialisasi, dan menambah wawasan serta pengetahuan baru. “Dari kegiatan ini, saya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman baru, yang berasal dari usia dan latar belakang yang berbeda. Saya menjadi lebih bijak dan berwawasan luas karena pengalaman ini. Selain itu, saya juga merasa lebih percaya diri, terutama terhadap public speaking skills saya yang sangat penting untuk pengembangan diri saya.” lanjut Ahza. Baca Juga :Cerita Mika-Athar, Atlet Renang SMP Cikal Lebak Bulus, Juara Akuatik Nasional 2025 Bagi Ahza, momen saat dirinya mendapatkan penghargaan Best Directive dan Most Outstanding Delegate adalah hal yang membuat dirinya berkembang secara pribadi. Ia juga merasa bersyukur karena hasil usaha dan kerja kerasnya terbayarkan. “Saat saya mendapatkan penghargaan ini, saya merasa sangat terharu dan bangga akan perjuangan dan kemajuan saya berkat kerja keras selama ini. Saya pun dapat berkembang dan menjadi delegate yang jauh lebih baik dan mendapat prestasi untuk mengharumkan nama sekolah.” ungkap Ahza. Ahza melanjutkan, bantuan dan dukungan teman-temannya juga sangat berarti di perjalanan kompetisi ini. Baca Juga : Cerita Keyza, Murid SMA Cikal Amri Setu, Atlet Berkuda Muda Peraih Puluhan Prestasi Nasional-Internasional Ahza mengungkapkan bahwa kemenangannya di kompetisi Jakarta International Model United Nations 2025 tak lepas dari dukungan Sekolah Cikal Lebak Bulus yang menciptakan lingkungan kolaboratif dan komunitas yang penuh dukungan. “Alih-alih pelatihan formal, yang membawa saya meraih penghargaan adalah lingkungan kolaboratif dan budaya resilience yang ditanamkan Cikal. Kemampuan untuk bangkit dari kekalahan dan menerima feedback konstruktif, seperti yang selalu saya dapatkan dari teman-teman, adalah keterampilan sehari-hari yang saya pelajari di sini. Pada akhirnya, Cikal mempersiapkan saya bukan dengan teori, tapi dengan komunitas pendukung yang menjadi kunci kesuksesan saya.” ungkap Ahza. Sementara itu, Kompetensi 5 Bintang Cikal yang menjadi landasan murid untuk menghadapi kehidupan juga dirasakan Ahza. Baginya, Kompetensi reflektif dan berwawasan tumbuh dengan baik pada dirinya.(*) Baca Juga : Memahami Gap Year dan 4 Alasan Lulusan SMA Memilihnya Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Ahza, murid kelas 10 SMA Cikal Lebak Bulus Editor : Salsabila Fitriana Penulis : Rahma Yulia Raih Penghargaan di Jakarta International Model United Nations 2025
Dukungan Sekolah Cikal bagi Ahza
Informasi Cikal Support Center