3 Tantangan Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi

Muthia Devita, Pendidikan Inklusi CikalCoordinator Associate, mengungkapkan bahwa dalam proses mendampingi dan mengoptimalkan pengembangan diri anak dengan kebutuhan khusus, pendidik di Pendidikan Inklusi Cikal menghadapi 3 tantangan besar yang harus dihadapi dengan bijak. 

Apa sajakah 3 tantangan itu? Selengkapnya berikut ini! 

Pertama, Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Belajar ABK

Muthia menjelaskan bahwa sebagai pendidik anak berkebutuhan khusus, memiliki kemampuan analisis yang baik adalah sebuah kompetensi yang dapat memecahkan tantangan dan mengoptimalkan pendampingan pembelajaran ABK. 

“Sebagai guru anak berkebutuhan khusus, kita harus memiliki kemampuan analisis yang baik. Guru atau pendidik harus bisa memahami semua karakter dan kebutuhan pembelajaran muridnya. Untuk dapat menentukan tujuan belajar murid, pendidik pun perlu mengidentifikasi apa yang menjadi kelebihannya, apa yang masih perlu ditingkatkan dan sampai ke tahapan rekomendasi program-program yang akan dijalankan murid. Maka sangatlah penting untuk guru pahami karakter dan kebutuhan muridnya.” jelasnya tegas.

Baca Juga : 4 Pertimbangan Dalam Memilih Sekolah Bagi Anak dengan Speech Delay!

Kedua, Melakukan Personalisasi Rencana Pembelajaran ABK

Tantangan kedua yang dihadapi dan dirasakan oleh pendidik anak dengan berkebutuhan khusus adalah harus melakukan personalisasi rencana pembelajaran anak berkebutuhan khusus (Individualized Education Plan) (IEP) yang berisi profil murid, tujuan pembelajaran, akomodasi rekomendasi program dan evaluasi pembelajaran dengan tepat.

“Murid berkebutuhan khusus memiliki kondisi dan program belajar yang berbeda-beda.  Dalam proses belajar, anak-anak dengan kebutuhan khusus di Sekolah Cikal misalnya memiliki dokumen rencana pembelajaran atau Individualized Education Plan (IEP). Pendidik harus mengumpulkan data dan informasi tentang perkembangan pengetahuan dan kemampuan murid. Setiap langkahnya membutuhkan kemampuan observasi dan analisis yang baik.” tuturnya.

Baca Juga: Orang tua, Kenali Speech Delay Pada Anak dan Faktor Penyebabnya!

Ketiga, Manajemen Kelas pada Anak dengan Masalah Perilaku

Tantangan ketiga yang menjadi salah satu tantangan krusial adalah melakukan manajemen kelas bagi ABK dengan masalah perilaku. Muthia menuturkan bahwa manajemen kelas menjadi tantangan karena dalam praktiknya pendidik di sekolah inklusi perlu melihat implementasi rencana belajar pada anak dengan kebutuhan khusus agar berlangsung efektif.

“Tantangan lainnya adalah bagaimana implementasi rencana belajar pada anak dengan masalah perilaku. Sebagai guru anak berkebutuhan khusus, kita harus bisa memahami semua karakter murid dengan baik mungkin dan mengatasi berbagai masalah perilaku. Guru harus bisa melaksanakan manajemen kelas yang baik agar pembelajaran efektif.” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa langkah manajemen kelas dapat dilakukan dengan membuat kesepakatan dengan anak dan menjalankan aturan secara konsisten di kelas.

“Membuat kesepakatan dan menjalankan aturan dengan konsisten di dalam kelas melalui pendekatan positif disiplin. Guru juga melakukan penataan ruang kelas dengan melihat kebutuhan murid, membuat personalisasi jadwal dan rutinitas, selain itu juga menyiapkan alternatif strategi dan media belajar apabila tidak berjalan sesuai rencana. Hal - Hal inilah yang kadang bisa menjadi tantangan tersendiri untuk guru.” imbuhnya.{*)

Baca Juga : Pentingnya Sekolah dan Orang Tua Samakan Tujuan Pengembangan Diri ABK di Sekolah Inklusi

Informasi Cikal Support Center 

Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178

Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

• Narasumber :  Muthia Devita, Pendidikan Inklusi Cikal Coordinator Associate

• Editor : Layla Ali Umar 

• Penulis : Salsabila Fitriana