Durasi Waktu Baca : 2 Menit, 45 Detik Surabaya, Pendidikan Inklusi Cikal.Anak-anak berkebutuhan khusus seringkali dalam praktik sehari-hari mengalami ketidakstabilan emosi, sehingga orang tua dalam hal ini harus dapat memahami dengan baik dan berupaya untuk tidak menghadapi ketidakstabilan itu dengan emosi yang berlebihan, melainkan dengan memahami emosinya dan menerapkan strategi mengelolanya. Psikolog Vitriani Sumarlis dari Pendidikan Inklusi Cikal menyebutkan bahwa menerima kondisi anak dan memahami penyebab ketidakstabilan emosi anak menjadi hal yang esensial untuk dipahami oleh orang tua. Proses menghadapinya juga tidak dengan emosi, melainkan dengan strategi. Ia pun menyebutkan dalam praktiknya terdapat dua cara yang dapat dilakukan oleh orang tua, antara lain: Menurut Vitriani, orang tua dengan anak berkebutuhan khusus yang masih melatih kestabilan emosinya dapat mencari tempat terapi tatap muka atau daring yang melihat secara utuh kondisi anak dan mengoptimalkan pengembangan dirinya dari segi emosi. “Dilema orang tua tentu dapat dipahami dalam beberapa alasan terkait pendampingan dan pengelolaan emosi anak. Namun yang perlu diingat anak tetap memerlukan penanganan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah mencari tempat terapi tatap muka yang aman dan memperhatikan protokol kesehatan dengan ketat, bagi semua pihak yang terlibat dalam terapi anak dan atau mencari alternatif program terapi secara daring yang dapat mendukung optimalisasi pengembangan diri anak.” jelas Vitri. Kegiatan Home Program atau kegiatan yang berlangsung di rumah masih dapat menjadi opsi bagi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus dalam upaya mengasah kestabilan emosinya. Bagi Vitriani, kuncinya adalah menentukan target capaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi (anak dan dukungan yang dimiliki). “Orang tua secara konsisten dapat menerapkan home program dengan menentukan target capaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi (anak dan dukungan yang dimiliki) baik dalam durasi yang direncanakan untuk evaluasi target capaian.” tambah Vitri. Vitriani menyebutkan bahwa dalam praktik mengasah kestabilan emosi anak berkebutuhan khusus, Sekolah Cikal sebagai sekolah inklusi melalui lini Pendidikan Inklusi Cikal telah membekali para pendidik dan tenaga pendidikannya dengan pengenalan dasar mengenai anak dengan kebutuhan khusus serta kebutuhan dasar mereka, termasuk pengembangan emosi dan kemampuan sosial anak berkebutuhan khusus. “Sekolah Cikal sebagai sekolah inklusi melihat kebutuhan anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk belajar secara mandiri secara bertahap dengan beberapa moda belajar, seperti individu, kelompok kecil, dan kelas besar (kelas reguler). Bila seorang anak dengan kebutuhan khusus masih memerlukan pendampingan yang intensif, seperti pengelolaan diri dan kestabilan emosi, maka ia masih direkomendasikan untuk belajar dalam kelas individual.” tutup Vitriani. Baca juga : Memahami Lebih Dalam Sekolah Inklusi dan Kelebihannya! Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi anak berkebutuhan khusus melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal) Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Vitriani Sumarlis, M.Si, Psikolog Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila FitrianaPertama, Mencari Tempat Terapi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Kedua, Mengikuti kegiatan Home Program Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
CARA SEKOLAH CIKAL SEBAGAI SEKOLAH INKLUSI ASAH KESTABILAN EMOSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS