REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana mengenai penerapan pengajaran matematika sejak Taman Kanak-Kanak (TK) akhir-akhir ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Opini mendukung dan menolak wacana tersebut dari berbagai pihak.
Psikolog anak dan keluarga sekaligus Head of School Cikal, Tari Sandjojo M Psi, Psikolog memberikan pandangan yang lebih mendalam dari sisi sudut pandang anak. Menurut Tari, wacana atau usulan tersebut sejatinya tidak pernah terlalu dini karena orientasinya adalah untuk kematangan dan kecakapan kehidupan anak di masa mendatang.
Ia bahkan menekankan bahwa seharusnya yang menjadi poin diskusi dan perdebatan masyarakat bukan hanya tentang “kapan” melainkan lebih dalam lagi yakni “bagaimana” seperti halnya, bagaimana cara belajar yang menyenangkan dan tepat untuk anak-anak dapat diterapkan di pembelajaran matematika sejak TK. Sebagai praktisi pendidikan, Tari menyebutkan bahwa usulan pembelajaran Matematika sejak TK adalah sebuah langkah yang baik untuk mempersiapkan kompetensi anak di masa depan.
“Bagi saya, tidak pernah terlalu dini untuk mengajarkan segala sesuatu yang kita pikir penting untuk kehidupan anak pada masa depan. Pada akhirnya pendidikan kan tentang bagaimana mempersiapkan mereka, anak-anak kita, di masa mendatang,” ujarnya.Dari sisi sebagai psikolog anak, Tari menyampaikan bahwa sejatinya ia bahkan telah melihat bahwa anak-anak sejak dini atau di jenjang PAUD pun telah mulai terpapar atau diperkenalkan akan pembelajaran matematika sederhana. Ia memberikan pemisalan seperti halnya diajarkan menghitung jumlah brokoli yang ada di piring makan atau menaiki tangga saat ditemani Ibu/Bapak.
“Menurut saya, yang harusnya menjadi diskusi ittu bukan tentang “kapan” tapi tentang 'bagaimana'. Anak sudah belajar matematika sejak usia prasekolah bahkan, sesederhana menaiki tangga sambil menghitung atau memastikan hanya 3 brokoli yang ada di dalam piring makan,” kata dia.
Tari mengatakan alangkah baiknya langkah pemerintah untuk melanjutkan pengenalan matematika sejak TK ini tetap dilanjutkan dengan membuat strategi dan pendekatan belajar yang memenuhi kebutuhan belajar anak usia TK yang secara alamiah masih banyak bermain. “Jadi, menurut saya, penting sekali untuk melanjutkan rencana pengenalan matematika di jenjang TK dengan instruksi teknis mengenai strategi, yang tentunya mementingkan antusiasme anak TK dalam belajar termasuk memenuhi nature mereka dalam bermain, misalnya dengan metode inquiry dan play based learning (belajar melalui bermain),” kata dia.