THE PLAYGROUND OF CIKAL : SEJARAH DAN MAKNA PLAYGROUND OF CIKAL

THE PLAYGROUND OF CIKAL : SEJARAH DAN MAKNA PLAYGROUND OF CIKAL

The Playground of Cikal merupakan kegiatan tahunan khas Cikal yang sebagai sekolah nasional yang berbasis kompetensi dan menghadirkan pendekatan personalisasi bagi setiap anak sejak tahun 2009 untuk mengenalkan kekayaan bangsa Indonesia melalui sejarah, seni dan budayanya dengan cara yang lebih menyenangkan dan dengan tujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air, mengembangkan minat dan bakat anak-anak, dan menunjukkan hasil belajarnya dengan cara yang lebih bermakna bagi anak-anak.

SEJARAH AWAL THE PLAYGROUND OF CIKAL 


Di momen awal-awal berdirinya Cikal sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berbasis kompetensi, masyarakat berupaya memahami seperti apakah Cikal sebagai lembaga pendidikan? 


Berbagai persepsi dan penerimaan baik yang hadir dari masyarakat pun menuturkan bahwa Cikal itu merupakan sekolah Internasional dan atau Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Namun, Cikal yang dikenal sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat menetapkan bahwa Cikal merupakan sekolah nasional yang memiliki kurikulum sendiri yakni Kompetensi 5 Bintang (5 Stars Competencies), berbasis kompetensi, dan menghadirkan pendekatan personalisasi bagi setiap anak. 


Sebagai sekolah nasional, Cikal sejak dahulu berupaya untuk secara utuh menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya, seni dan sejarah dari bangsa Indonesia sendiri dengan lebih bermakna kepada anak-anak dengan menghadirkan Klub-Klub atau yang dikenal di sekolah nasional pada umumnya sebagai ekstrakulikuler. 


Klub-Klub yang dihadirkan oleh Cikal dahulunya ditujukan sebagai sarana bagi setiap murid untuk mengasah minat dan bakatnya di bidang Seni dan Budaya Indonesia, hingga olahraga untuk mengasah pemahaman kontekstual, kompetensi dan keterampilan anak. Setiap akhir semester, anak-anak pun diajak untuk menunjukkan hasil belajarnya dalam bentukpertunjukkan kelas (Class Performance) setiap akhir Maret. 


Beberapa Klub-Klub yang pernah hadir di Cikal antara lain, 


  • Sport (Field Game, Renang, Basketball, Futsal, Soccer, dan Taekwondo)

  • Seni dan Design (Traditional Dance, Hip Hop, Painting, Computer Graphics, Arts & Craft, Comic Making, Pop Art Design)

  • Sekolah Musik Cikal (Tuts, Petik, Perkusi, Vokal)

  • Creative Writers and Readers

  • Quranic /Living Quran



Tak hanya itu, Cikal pun menghadirkan sebuah selebrasi pembelajaran yang menjadi bagian dari apresiasi dan refleksi dalam konteks pembelajaran akademik murid-murid, baik di bidang Sains, Bahasa, Sosial, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut tentu menjadi kegiatan yang selalu dipenuhi dengan antusiasme, ditunggu oleh para murid dan orang tua, dan semarak dengan kolaborasi yang baik antara para pendidik dalam mendukung para muridnya untuk menampilkan hasil belajarnya dengan pendekatan yang lebih bermakna melalui banyak penampilan. 


PENGINTEGRASIAN KEGIATAN LEARNING SHOWCASE MENJADI THE PLAYGROUND OF CIKAL


Seiring dengan meningkatnya banyak variasi kegiatan Learning Showcase di pembelajaran program dan Klub-Klub, Cikal pun menginisiasi pengintegrasian pertunjukkan dan Selebrasi Hasil Belajar anak-anak dengan penyebutan utama “The Playground of Cikal” yang dalam praktiknya akan dijalankan dan diselebrasikan sebagai kegiatan tahunan khas Cikal bersama dengan anggota komunitas Cikal, baik Guru, Murid, Pendidik, Tim Cikal, hingga para orang tua. 


ALASAN PEMILIHAN NAMA “PLAYGROUND OF” DALAM THE PLAYGROUND OF CIKAL


Dalam pemilihan nama, Tari Sandjojo sebagai Head of School Cikal membagikan cerita sejarah singkat dan alasan mengapa Cikal pada akhirnya menetapkan penamaan “Playground Of” untuk acara Selebrasi Pembelajaran Tahunan para murid dan juga Kegiatan Seni terbesar Cikal. 


Penamaan acara selebrasi pembelajaran dan Seni tahunan terbesar Cikal sebagai Playground of terinspirasi dari label pengenal khas Cikal terhadap komunitasnya dan juga yang telah dikenal baik masyarakat sebagai “Tempat Belajar yang Menyenangkan” Playground pada tahun 2007-2008. 


“Konsep Playground itu dibentuk diawal kehadiran Cikal Cilandak 2007-2008. Cikal telah mendeklarasikan diri sebagai komunitas. Selain itu, di tahun itu 2007 dan 2008 itu kami meyakini bahwa konsep belajar itu tidak harus lagi (seolah) menderita, bahwa mental dijajah itu sudah tidak berlaku lagi dalam suatu proses belajar. Kami ingin mengubah proses belajar konvensional tersebut.  Kami tentu melakukan riset mendalam terlebih dahulu.” cerita Tari. 


Kehadiran perspektif baik terhadap Cikal sebagai Playground bertumbuh dan belajar bagi anak pun menurut Tari lebih dalam dari sekadar konsep tempat belajar yang menyenangkan. Ia menjelaskan bahwa pemahaman Playground of Lifelong learner bagi setiap anggota komunitas Cikal adalah proses belajar yang dihadirkan dengan kegiatan menyenangkan dan tetap memahami aturan, terdapat berbagai kolaborasi yang menyenangkan, serta tidak akan pernah habis momen belajar dan bertumbuh bagi para pembelajar sejati. 


Dari sanalah, pemilihan nama “The Playground of” dalam “The Playground of Cikal” resmi hadir dan memperkaya identitas Cikal sebagai sekolah nasional yang mencintai seni dan budaya Indonesia dan proses belajarnya menyenangkan bagi setiap anak.


MAKNA SELEBRASI PEMBELAJARAN MURID DI THE PLAYGROUND OF CIKAL


Setiap tahunnya, tepatnya di akhir semester, momen pelaksanaan Playground of di Cikal selalu menarik perhatian masyarakat. Penggunaan istilah selebrasi pembelajaran selalu menjadi kunci utama keunikan dari momen apresiasi perjalanan pembelajaran anak-anak di dalamnya, termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus.


Sebagai Head of School, Tari Sandjojo menceritakan bahwa istilah “Selebrasi Pembelajaran” bukan berarti hanya perayaan seru-seruan, dan bersenang-senang atas apa yang anak capai, melainkan lebih kepada membangun keberlanjutan dari pembelajaran anak. 


“Jika kembali mengacu kepada Cara Cikal yakni 5 Cs, arti selebrasi itu sebenarnya tidak hanya sekadar selebrasi, tetapi juga terdapat refleksi dan lesson learnt dari setiap proses belajar anak selama ini : sehingga ada momen selebrasi dan ada refleksi. Kalau dihubungkan dengan cara Cikal, selebrasi ini mengarah ke Membangun Keberlanjutan (Constructive Continuity). Jadi, merefleksikan tahapan apa yang saya telah lalui, dan alami; where am i in this? Di momen Playground ini, anak-anak bisa mengapresiasi dirinya sendiri, melakukan selebrasi dan miliki refleksi serta komitmen yang lebih baik. Selebrasi itu bagian dari refleksi belajar, ada masukan: what can I do betterand difference next time, itu makna selebrasi pembelajaran di Cikal!” ucapnya. 


Selain Tari Sandjojo, Rosmayanti Mutiara Ichsan, yang dahulunya merupakan koordinator Klub-Klub Cikal, menyebutkan bahwa Playground of Cikal menjadi sebuah tanda dari perjalanan usia dan perkembangan Cikal sebagai komunitas yang selalu dapat memberikan dukungan dan ruang bagi para murid untuk menciptakan karya dan menunjukkan hasi belajarnya dengan bahagia dan bangga. 


“Playground of Cikal ini adalah salah satu bukti dari perjalanan usia Cikal itu sendiri.  Perjalanan belajar yang tidak hanya bagi murid tapi seluruh komunitas Cikal. Bukti nyata kolaborasi yang kuat dari  guru, murid dan orangtua. Cikal percaya akan kekuatan seluruh komunitasnya untuk melakukan sebuah aksi dengan membuat dan menciptakan karya, mengintegrasikan dengan program-program belajar, mengimplementasikan dalam praktek nyata dalam pembelajaran, membuat aksi nyata yang bermanfaat untuk orang lain sebagai bentuk individu dan komunitas yang berdaya bagi masyarakat dengan menyatukannya dalam sebuah pameran karya dan pertunjukkan yang diangkat dari cerita dan budaya Indonesia. Kolaborasi global dengan rasa budaya Indonesia yang kuat.”  jelas Yanti.

3 PILAR KEGIATAN PLAYGROUND OF CIKAL 



Dalam penerapannya, Cikal menghadirkan 3 Inti dari Pagelaran Playground of Cikal setiap tahunnya, antara lain sebagai berikut 


  1. Seni dan Budaya (Arts and Culture)

Dalam konteks Seni dan Budaya, Cikal berkomitmen ingin memperkenalkan kekayaan seni, budaya, sejarah, kearifan lokal serta alam tanah air dari berbagai kota kepada murid-murid sejak dini sehingga anak-anak akan mencintai tanah air Indonesia seutuhnya dan membangun cita yang sama dalam dirinya melestarikan dan bangga akan budaya Indonesia. 


  1. Donasi (Charity)

Di pilar kedua, Cikal berupaya untuk menggerakkan aksi pemberdayaan masyarakat mengacu pada salah satu cita cikal dalam Kompetensi 5 Bintang Cikal yakni Empowering member of just, sustainable and peaceful global society. Cikal ingin menumbuhkan semangat pada anak-anak sejak dini untuk kelak dapat membangun kontribusi dan menciptakan pemberdayaan yang bermakna serta penuh kebermanfaatan terhadap sesama manusia. 


Di waktu-waktu awal pagelaran The Playground of Cikal berjalan, Cikal berkolaborasi dengan Yayasan Guru Belajar atau Kampus Guru Cikal untuk menjadi perantara dari aksi penggalangan dana Cikal untuk pengembangan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. 



  1. Pertunjukkan  dan Pameran Karya Hasil Belajar Anak (Learning Showcase)


Di pilar ketiga ini, Cikal juga ingin memberikan ruang dan dukungan penuh pada anak untuk menampilkan hasil belajarnya dengan bahagia dan penuh bangga, dan orang tua juga menjadi saksi atas setiap pencapaian, karya dan pengembangan diri anak. 


Dengan menggelar pertunjukkan dan pameran karya hasil belajar anak, anak-anak akan diajak terlibat untuk memberikan pertunjukkan atau pengenalan tentang budaya yang diangkat.  


Bahkan tak hanya anak-anak murid saja, guru dan orang tua murid juga turut berkontribusi dalam pilar ini, seperti misalnya saat pagelaran Playground of Bali, orang tua murid yang sekiranya berasal dari Bali akan dapat turut terlibat memperkenalkan budayanya dengan berbagai cara, salah satunya dengan sesi guest speaker atau terlibat dalam pertunjukkan bersama anak-anak.



Sebagai Program Manager of The Arts Cikal, Elia Yovan Chandra memberikan penjelasan bahwa Cikal berupaya menghadirkan dan menciptakan situasi dan momen agar orang tua dapat selalu hadir dan menyaksikan hasil belajar anak seutuhnya dengan berbagai pendekatan, salah satunya menampilkan di depan publik. 


“It’s not how we celebrate, tetapi lebih ke what we celebrate, perjalanan anak untuk belajar.  Berkaca dari konteks budaya kita sebagai masyarakat Asia, tentu kita menyadari bahwa masyarakat asia, orang tuanya cenderung sulit untuk memuji. Namun, di Cikal, kami semua berkomitmen untuk menciptakan situasi dan momen di mana orang tua bisa “Hadir” dan melihat anak-anak menampilkan karyanya hingga orang tua menampilkan wajah bahagia dan bangga yang seutuhnya atas perjalanan pertumbuhan dan pengembangan diri anak.” jelas Yovan.


Dalam pilar ketiga ini, Cikal mengukuhkan komitmennya untuk menghadirkan pendidikan yang berpusat pada anak, menghargai setiap keunikan dan pencapaian anak, serta berkolaborasi dengan orang tua untuk memahami esensi dari pendidikan itu sendiri yang jauh dari konsep pendidikan yang konvensional. 


PEMILIHAN NAMA DAERAH DAN BUDAYA PLAYGROUND OF CIKAL 


Pemilihan nama daerah dalam momen awal-awal kehadiran Playground of Cikal, menurut Tari Sandjojo, menyesuaikan fokus dari pemerintah dengan tema besar yang diusung secara nasional. Misalnya saja, Playground of Celebes pada tahun 2011. Saat itu pemerintah tengah mengusung Sustanaible Development Goals, sehingga Cikal berupaya untuk mendukung pengembangan daerah yang ingin diperbaiki oleh pemerintah. 


Namun, seiring waktu kembali berjalan, Cikal melalui Kampus Guru Cikal dan Yayasan Guru Belajar telah memiliki representatif pengembangan dan pelatihan guru belajar. Cikal memilih kota atau daerah yang memiliki perwakilan tersebut untuk memudahkan berbagai kegiatan anak dan tentunya memenuhi salah satu pilar The Playground. 


Namun, seiring waktu, Tari Sandjojo menyatakan bahwa pemilihan kota kedepannya akan menyesuaikan SOP yang telah ditetapkan oleh Cikal dan melihat sister school dan sekolah yang telah berkolaborasi bersama Cikal di berbagai kota dalam kegiatan Cikal Aksi-Aksi. Dalam memilih kota atau tema budaya, tentu Cikal pun berharap bahwa anak-anak kelak akan memiliki hubungan dan atau relasi yang baik dengan budaya tersebut, termasuk sister school di daerah tersebut. 

PERJALANAN PLAYGROUND OF CIKAL DARI TAHUN KE TAHUN


Dalam waktu yang berjalan, Cikal telah menghadirkan playground sejak tahun 2009-2022. Tahun 2009 merupakan tahun pertama Cikal menghadirkan Playground of Andalas yang menjadi momen selebrasi pembelajaran 


2001 : Class Perfomance 

2009 : Playground of Andalas

2010 : Playground of Moluccas

2011 : Playground of Celebes

2012 : Playground of Ujung Kulon

2014 : Playground of Borneo 

2015 : Playground of Papua

2016 : Playground of Parahyangan

2017 : Playground of Bali 

2018 : Playground of Minang 

2019 : Playground of Ujung Pandang

2021 : Playground of Learning Journey (Online)

2022 : Portfolio Celebration

2023 : Playground of Mataram (Coming Soon)

GALLERY

Playground of Bali (2017)
Playground of Ujung Pandang (2019)
Playground of Parahyangan (2016)
Playground of Andalas (2009)
I'M INTERESTED