Ajak Masyarakat Pahami Kebutuhan TunaRungu, Dua Guru Pendidikan Inklusi Cikal Abadikan Hasil Riset Mereka di Buku ini!

Ajak Masyarakat Pahami Kebutuhan TunaRungu, Dua Guru Pendidikan Inklusi Cikal Abadikan Hasil Riset Mereka di Buku ini!

Durasi Waktu Baca : 4 Menit




Jakarta, Pendidikan Inklusi Cikal. Menulis merupakan sebuah kegiatan dan/atau aktivitas yang tak hanya mengabadikan pemikiran dan menghidupkan gagasan, melainkan juga menggerakan pemberdayaan masyarakat, dan juga menginspirasi manusia untuk menjadi komunitas yang lebih baik. 


Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh berbagai kalangan, termasuk para pendidik di sekolah negeri/swasta, di jenjang pendidikan PAUD-SMA, sekolah reguler atau sekolah inklusi sebagaimana yang dilakukan oleh Winda Greatta Zakiah, M.Pd, dan juga Ghivari Reza Maulana, S.Pd,pendidik atau guru dari Pendidikan Inklusi Cikal Jakarta. 


Ghivari dan Winda merupakan dua pendidik dari Pendidikan Inklusi Cikal yang mengabadikan gagasan, pemikiran, dan juga pengetahuan mengenai TunaRungu dan Teknologi Asistif, teknologi yang dibuat secara khusus untuk memperbaiki atau mempertahankan kemampuan fungsional anak berkebutuhan khusus agar dapat menyelesaikan tugas yang seharusnya tidak dapat mereka lakukan, untuk TunaRungu dalam Buku “Bunga Rampai, TunaRungu dan Kebutuhan Teknologi Asistif” yang dirilis oleh UNS Press pada 2023. 


(Winda Greatta Zakiah, M.Pd, dan Ghivari Reza Maulana, S.Pd, Pendidik Pendidikan Inklusi Cikal menulis mengenai TunaRungu dan Kebutuhan Teknologi Asistif. Dok. Cikal)


Seperti apa sebetulnya kisah lengkapnya dari dua guru yang mengabadikan gagasan dan riset mereka tentang TunaRungu dan Teknologi Asistifnya dalam bidang pendidikan? Selengkapnya simak di bawah ini. 


Bermula Dari Riset Berkala di Pusat Studi Difabilitas Saat Pendidikan Tinggi


Mendedikasikan diri sejak perkuliahan mendalami pendidikan khusus atau pendidikan inklusif, Ghivari dan Winda, yang merupakan lulusan dari Pendidikan Khusus di jenjang Master/S-2 di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo ini berkolaborasi bersama sejak perkuliahan di Pusat Studi Difabilitas (PSD) dengan menjalankan berbagai riset lapangan. 


Winda menyebutkan bahwa ia seringkali melakukan riset dalam pendidikan berkebutuhan khusus bersama dengan Ghivari sebagai rekan penelitian.


“Saya dan Pak Ghivari bekerja dulunya di Pusat Studi Difabilitas, kami mengikuti semua riset lapangan.  Saya yang berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa memang seringkali membantu dosen dalam riset, dalam pendidikan inklusi, lebih banyak ke inklusi. Secara garis besar, pendidikan anak berkebutuhan khusus.” ungkap Winda.


(Pusat Studi Difabilitas, Pusat Studi tentang ABK di UNS. Dok. website PSD UNS)


Ghivari yang mengajar program Science di jenjang SMP-SMA Cikal Lebak Bulus ini juga menceritakan bahwa keikutsertaannya dalam pembuatan buku tentang TunaRungu dan Teknologi Asistif ini juga bermula dari ajakan Winda sebagai rekan di Pusat Studi Difabilitas.


“(Kalau saya) sebetulnya Bu Winda yang mengajak saya berpartisipasi. (Terkait pendidikan) Saya juga memilih pendidikan khusus di UNS. Dalam hal ini, sebetulnya buku mengenai kebutuhan khusus itu banyak sekali di Pusat Studi Difabilitas. Namun, di buku kali ini, riset kami berhasil masuk dalam buku dan dibahas secara mendalam.” ucapnya dengan nada antusias.


Baca juga : Cerita Rasyid, Murid SMP Cikal Surabaya dan Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya, Dubbing Seri Animasi Anak “Chomp Squad” 





Bahas TunaRungu serta Kebutuhannya serta Kebutuhan Teknologi Asistif 


Sebagai penulis dalam buku, Ghivari dan Winda menceritakan bahwa buku “Bunga Rampai, TunaRungu dan Kebutuhan Teknologi Asistif" membahas mengenai TunaRungu secara mendalam, mencakup karakteristiknya, kebutuhannya, dan kondisi-kondisi yang menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi TunaRungu antara lain, kondisi sosiologis, emosional, bahasa.



Tak hanya Winda, Ghivari yang juga merupakan salah satu penulis dalam hal ini membahas mengenai teknologi kebutuhan asistif bagi TunaRungu. 


“Dalam buku ini hal yang pasti ada pembahasan mengenai TunaRungu, Kebutuhan TunaRungu (Sosiologis, Emosional. Bahasa) jadi selain buku ini ada aplikasi translator yang akan diolah jadi bahasa isyarat. Nah, dari berbagai teknologi yang ada dan pengetahuan, kita olah disini. Kami ingin masyarakat mengerti, memahami, dan menyebarkan informasi lebih dalam tentang TunaRungu.” tutur Ghivari.


Baca juga : Ketahui Jenis Kebutuhan Khusus yang Diakomodasi dan Dukungan Pembelajarannya di Sekolah Cikal dan Pendidikan Inklusi Cikal





Akomodasi dan Pendampingan TunaRungu di Sekolah Cikal dan Pendidikan Inklusi Cikal 


Sebagai sekolah inklusi, Sekolah Cikal yang memiliki lini pendidikan inklusi di Pendidikan Inklusi Cikal menerapkan akomodasi dan pendampingan bagi anak dengan TunaRungu dengan cara meluruskan informasi 


“Anak dengan TunaRungu secara umum konteks belajarnya itu “apa yang dia lihat, dia tahu”, “apa yang dia lihat, itu yang dia pahami”. Misalnya,  minyak goreng dan bensin, anak dengan TunaRungu menganggap mereka memiliki makna yang sama karena dalam bahasa inggrisnya sama “oil”. Nah, di Cikal, kami sebagai pendidik berupaya untuk selalu melakukan check point untuk meluruskan informasi dan menghindari kesalahpahaman dalam belajar anak.” jelas Ghivari yang mendampingi pembelajaran anak dengan TunaRungu di bidang science functional di jenjang SMP-SMA Cikal.


Ia juga menambahkan bahwa anak dengan TunaRungu itu tidak dapat diberikan perintah yang sifatnya abstrak, sehingga penting untuk menunjukkan atau memberikan informasi atau perintah yang jelas dan singkat.


Selain di tingkat SMP-SMA, ada juga Winda yang membangun suasana menyenangkan bagi anak-anak untuk membentuk kesiapan belajarnya dulu di jenjang TK-SD. 


“Kalau di SMP-SMA itu mungkin lebih terlihat anaknya siap belajar. Kalau diTK-SD, belum tentu anak TunaRungu siap belajar. Kalau kita sudah menyiapkan materi, media yang unik beragam, kita akan bermain sambil belajar.” tambah Winda.


Dalam perencanaan pendidikan bagi TunaRungu, Ghivari menyebutkan bahwa kunci utama pemenuhan pendidikan anak dengan TunaRungu adalah tetap difokuskan pada kondisi, kemampuan, kebutuhan, dan potensi yang dimiliki oleh anak sehingga pertimbangan memilih sekolah reguler atau inklusi pun baiknya mengacu pada hal tersebut.


“Kami berharap akomodasi belajar untuk anak akan berkembang lebih baik lagi secara teknologi asistif, pelatihan guru dalam penanganan, serta pelayanan yang diberikan khususnya dalam penyiapan anak TunaRungu untuk ke masyarakat yang lebih luas.” tutup dengan penuh harap. (*)





Info Pemesanan Buku “Bunga Rampai, TunaRungu dan Kebutuhan Teknologi Asistif”


Untuk memesan buku “Bunga Rampai, TunaRungu dan Kebutuhan Teknologi Asistif” silakan dapat mengakses https://bit.ly/pesanbuku-BR 



Baca juga : Sejarah Pendidikan Inklusi Cikal, Lini Pendidikan Inklusif Terintegrasi di Rumah Main Cikal dan Sekolah Cikal Bagi Anak Berkebutuhan Khusus




Informasi Customer Service Cikal 


Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : 

    • Winda Greatta Zakiah, M.Pd, Pendidik Program Social Studies Pendidikan Inklusi Cikal

    • Ghivari Reza Maulana, S.Pd, Pendidik Program Science Functional Pendidikan Inklusi Cikal, Jenjang SMP-SMA Cikal Lebak Bulus

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana





I'M INTERESTED