Bentuk-Bentuk Kalimat Tanpa Kata “Jangan”, Pengaruhnya Terhadap Emosi Anak Usia Dini

Bentuk-Bentuk Kalimat Tanpa Kata “Jangan”, Pengaruhnya Terhadap Emosi Anak Usia Dini


Durasi Waktu Baca : 2 Menit, 32 Detik




Surabaya, Rumah Main Cikal.Penerapan komunikasi tanpa kata “jangan” kini telah menjadi langkah pendekatan pengasuhan anak usia dini yang lebih bermakna dan berbeda dibandingkan dengan masa lalu. Pola ini tentu memiliki urgensi dan manfaat yang bermakna bagi anak yakni mengembangkan kemampuan anak usia dini untuk berpikir lebih kritis. 


Baca Dulu : Orang Tua, Ketahui Pentingnya Bangun Pola Komunikasi Kepada Anak Tanpa Kata “Jangan”


Penerapan pola pengasuhan dan komunikasi tanpa kata “jangan” juga ternyata menurut Kanaya Bella Safitri, pendidik prasekolah Rumah Main Cikal Surabaya dapat memengaruhi perkembangan emosi anak usia dini. 


BENTUK UCAPAN TANPA KATA “JANGAN” PADA ANAK

Dalam praktinya, Kanaya memberikan beberapa contoh berkomunikasi tanpa kata “jangan” dengan lebih positif sebagai berikut:


DENGAN KATA “JANGAN”

TANPA KATA “JANGAN”

Jangan teriak-teriak!

Bicaranya pelan-pelan ya, Nak, supaya Ibu bisa dengar kamu dengan baik dan jelas

Jangan ganggu adiknya!

Adiknya disayang dan dijaga ya, Nak! 

Jangan nangis mulu! 

Senyum, Nak. Supaya terlihat semakin cantik atau ganteng, loh!

Jangan berantem!

Mainnya sama-sama ya, Nak. 

Jangan lari-lari, kamu!

Jalan aja ya, Nak. Pelan-Pelan sama Ibu atau Bapak. 


Pola Komunikasi Tanpa Kata “Jangan”, Berikan Ruang Anak Usia Dini Dipahami Perasaannya 


Kanaya menjelaskan bahwa dalam praktiknya penerapan pola komunikasi dapat memengaruhi emosi anak karena dalam praktiknya pemberian alasan larangan dengan situasi dan kondisi yang membuatnya merasa lebih dipahami dan tidak hanya diperintah atau dilarang. 

“Pola komunikasi tanpa kata “jangan” tentu sangat berpengaruh terhadap pengembangan emosi anak usia dini. Kebanyakan anak-anak sangat tidak suka jika diberitahu apa yang harus mereka lakukan. Namun, dengan pola komunikasi ini, anak akan merasa bahwa mereka dipahami dan didengar tidak hanya diperintah dan dilarang begitu saja, namun apa yang mereka rasakan dan alasan jelas mengapa tidak boleh melakukan hal-hal tertentu membuat mereka merasa di dengar dan dimengerti oleh orang tua.” ucapnya. 


Baca juga : Pahami Screamfree Parenting, Pola Asuh Tanpa Nada Tinggi atau Teriakan!

PENERAPAN POLA KOMUNIKASI TANPA KATA “JANGAN” DI RUMAH MAIN CIKAL

Sebagai prasekolah yang menerapkan pendekatan playbased learning, Rumah Main Cikal menerapkan pola komunikasi tanpa kata “Jangan”. Menurut Kanaya, pendidik di Rumah Main Cikal terbiasa untuk menggunakan alternatif positif dalam berinteraksi. 

Tentu di Rumah Main Cikal, kami menerapkan pola komunikasi tanpa kata “jangan”. Walaupun tidak setiap saat kita dapat berkomunikasi tanpa kata jangan, tetapi di Rumah Main Cikal, kami membiasakan menggunakan alternatif positif dari kata jangan. Misalnya, kami tidak hanya melarang anak namun juga memberikan mereka subtitusi positif atas hal yang dilarang.” ucap Kanaya. 

Salah satu contoh bentuk aksi yang diterapkan seperti “Kamu tidak boleh bermain gunting, tetapi kamu boleh bermain dengan bola ini, ya.”

Walaupun pola komunikasi tanpa kata “jangan” itu baik, berkata “jangan” atau “tidak” sesekali tetap dieperlukan. Hal ini diperlukan untuk anak agar mereka memiliki batasan-batasan yang jelas dan menunjukkan bahwa kita peduli. Namun, manfaat penggunaan pola komunikasi demikian sangat berdampak untuk anak, dari sisi psikologis maupun perilaku mereka.” tutup Kanaya.(*)

Baca juga : Anak Takut Bertemu Orang Baru? Orang Tua Coba 3 Cara Pendampingan ini Yuk!




Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi anak berkebutuhan khusus melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : Kanaya Bella Safitri 

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana




I'M INTERESTED