Durasi Baca : 3 Menit, 37 Detik
Surabaya, Pendidikan Inklusi Cikal. Mempertimbangkan pemilihan sekolah inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, salah satunya bagi anak dengan ADHD dapat dilakukan dengan mengenal dan memahami terlebih dahulu metode atau pendekatan pembelajaran, tantangan yang seringkali dihadapi hingga rangkaian asesmen yang dihadirkan oleh sekolah.
Pemahaman yang baik terkait hal-hal tersebut tentunya dapat menjadi indikator yang meyakinkan orang tua dan khususnya bagi anak dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan pengembangan dirinya secara optimal.
Sebagai Homeroom Pendidikan Inklusi Cikal untuk jenjang SMP dan SMA Cikal, Rr. Anjarsari, atau yang akrab disapa Anjar menjelaskan lebih detail mengenai metode atau pendekatan pembelajaran, tantangan yang seringkali dihadapi hingga asesmen pembelajaran bagi anak dengan ADHD yang dilakukan oleh Pendidikan Inklusi Cikal sebagai berikut.
Dalam praktik keseharian pembelajaran bagi anak dengan ADHD di Pendidikan Inklusi Cikal, Anjar menuturkan bahwa setiap anak dengan ADHD yang telah memiliki pendampingan data dari ahli baik itu Psikolog, Terapis, atau Dokter anak akan memiliki Program Pembelajaran Individual (PPI) di Sekolah Cikal.
“Seluruh murid dengan kebutuhan khusus termasuk anak-anak dengan ADHD di Pendidikan Inklusi Cikal (PIC) memiliki Program Pembelajaran Individual (PPI) yang dibuat oleh Homeroom PIC, bekerja sama dengan Program Leader dari setiap program yang akan diampu oleh murid tersebut pada tahun yang akan berjalan. PPI ini dibuat sesuai dengan karakteristik, minat, serta bakat dari masing-masing murid.” ujar Anjar.
Di Pendidikan Inklusi Cikal pendekatan yang diterapkan adalah Akomodasi Belajar. Dalam Akomodasi Belajar, biasanya murid dengan ADHD akan mengampu moda belajar individual dan kelompok kecil.
Baca juga : Sekolah PAUD Untuk Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus, Seperti Apa Pemetaannya?
“Anak dengan ADHD pada umumnya mengampu kelas dengan moda belajar individual (satu murid akan diajarkan oleh satu pendidik untuk mendukung siswa untuk lebih berkonsentrasi dengan materi yang diajarkan). Selain moda belajar individu, murid dengan ADHD juga mengampu program dengan moda belajar kelompok kecil (small group) dengan 3-6 siswa dalam 1 kelas. Untuk beberapa siswa dengan ADHD juga dapat mengampu program pada kelas reguler dengan jumlah murid yang lebih banyak dan lebih beragam.” tambahnya.
Proses belajar dengan akomodasi belajar ini tentunya tidak hanya di ruangan kelas saja, melainkan juga ruangan terbuka sehingga anak dengan ADHD dapat mengasah konsentrasinya di mana pun. Penerapan kesepakatan bersama dalam proses belajar juga menjadi salah satu pendamping dalam membuat anak dapat memahami dan mengendalikan dirinya.
Sebagai pendidik di Pendidikan Inklusi Cikal, Anjar menyatakan bahwa terdapat beberapa tantangan yang seringkali dihadapi oleh anak dengan ADHD di Sekolah Cikal dari dalam diri (internal) dan luar diri (eksternal) antara lain,
Tantangan dalam berkonsentrasi,
Tantangan dalam mengontrol gerakan,
Tantangan dalam pengendalian diri,
Kemampuan pengelolaan barang-barang pribadi untuk keperluan sekolah yang terkadang tertinggal di rumah maupun di sekolah,
Dan tantangan dalam mencatat informasi penting yang diberikan oleh program leader di dalam kelas (taking notes),
“Selalu ada beragam tantangan yang anak-anak hadapi dalam proses pembelajaran, mulai dari hal internal yang berasal dari diri mereka sendiri, sampai eksternal yang berasal dari lingkungan sekolah Kita juga ketahui di sekolah tidak hanya berkutat dalam memahami materi belajar di dalam kelas, namun siswa juga diajarkan mengenai bina diri serta bersosialisasi dengan teman serta lingkungan sekolah sehingga dalam beberapa situasi dibutuhkan supervisi saat bermain dengan teman sebayanya.” ujarnya.
Baca juga : Cara Identifikasi Pendampingan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus
Terkait proses asesmen pembelajaran anak dengan ADHD di Sekolah Cikal melalui Pendidikan Inklusi Cikal, Anjar menjelaskan bahwa terdapat dua jenis asesmen pembelajaran yang diterapkan, Asesmen Formatif (Formative assessment) dan Asesmen Sumatif (Summative assessment).
“Terdapat 2 jenis asesmen yang digunakan di Sekolah Cikal. Pertama adalah Formative assessment, dan yang kedua adalah Summative assessment. Kedua asesmen tersebut memiliki bobot nilai masing-masing berdasarkan fase penilaian di Sekolah Cikal yang bukan merupakan angka, sehingga semua siswa harus melewati asesmen tersebut sebagai penilaian akhir pengembangan diri murid pada semester tersebut.” ucapnya.
Ukuran pencapaian setiap murid tentu berbeda satu sama lain menyesuaikan dengan proses pemetaan program melalui Personalized Curriculum Circle (PCC) Talk yang merupakan tahap pertemuan dan diskusi secara personal pendidik, orang tua dan anak dalam memilih program dan menentukan tujuan pembelajaran di awal semester sehingga salah pencapaian dan pengembangan diri setiap murid berkebutuhan khusus termasuk anak dengan ADHD pun akan berbeda satu sama lainnya. (*)
Baca juga : Dua Kegiatan Sederhana Asah Kepercayaan Diri Anak Berkebutuhan Khusus. Patut Dicoba!
Untuk ketahui lebih lanjut mengenai pendekatan dan cara pengembangan serta pendampingan anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Cikal hubungi https://bit.ly/cikalcs (Customer Service Cikal)
Artikel ini dipublikasi oleh Tim Digital Cikal
Narasumber : Rr. Anjarsari, Homeroom Pendidikan Inklusi Cikal Jenjang SMP dan SMA
Editor : Layla Ali Umar
Penulis : Salsabila Fitriana
Copyright, Cikal 2022