Pengertian Love Language, Bahasa Cinta dan Cara Mengekspresikan Kasih Sayang, dan Sejarah Kelahirannya di Dunia!

Pengertian Love Language,  Bahasa Cinta dan Cara Mengekspresikan Kasih Sayang, dan Sejarah Kelahirannya di Dunia!


Durasi Waktu Baca : 2 Menit 



Jakarta, Sekolah Cikal.Dalam interaksi sosial masa kini, penggunaan istilah bahasa cinta ini pun semakin menjadi tren yang selalu diikuti, dicari, dan bahkan diperbincangkan dalam keseharian. Masyarakat semakin banyak mengaitkan bentuk kasih sayang, hingga kelekatannya dengan keluarga, baik anak, teman, sahabat, pasangan, orang tua dan lainnya, dengan penggunaan istilah bahasa cinta (Love Language). Namun, sebenarnya sejak kapan penggunaan bahasa cinta ini mulai terlahir di masyarakat kita? 


Psikolog Anak dan juga Konselor di Sekolah Cikal, Efika Fiona, M. Psi., Psikolog menyebutkan bahwa lahirnya bahasa cinta atau Love Language dilatarbelakangi oleh upaya dari seorang penulis Amerika bernama Gary Chapman untu membantu setiap pasangan untuk mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia. 


Bagaimana penjelasan selengkapnya dari bahasa cinta atau Love Language ini? Simak informasinya berikut ini. 


APA ITU BAHASA CINTA (LOVE LANGUAGE)?


Dalam kesempatan berbagi cerita dan praktik baik,  Efika Fiona, M. Psi., Psikolog atau yang akrab disapa Efika menyebutkan bahwa bahasa cinta atau love language merupakan sebuah cara mengekspresikan dan menerima rasa cinta atau kasih sayang dari dan kepada orang lain. 


Love language atau bahasa cinta adalah cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan dan menerima rasa cinta kepada dan dari orang lain.” ucapnya. 


Ia juga menambahkan bahwa konsep bahasa cinta dapat digambarkan dengan sebuah analogi love tank dalam setiap manusia, semakin banyaknya cinta yang diterima, maka akan semakin optimal fungsinya. 


“Pada konsep love languages ini digambarkan bahwa setiap orang memiliki love tank, yaitu kebutuhan primer seseorang akan kebutuhan emosional. Karena merupakan kebutuhan, love tank ini perlu untuk terus diisi supaya seseorang dapat berfungsi dengan optimal. Untuk mengisi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan mengekspresikan rasa cinta pada orang lain ataupun menerima ekspresi cinta dari orang lain.” jelasnya. 


Baca juga : Pentingnya Memahami Bahasa Cinta (Love Language) dan Tipe-Tipe Bahasa Cinta dari Sisi Parenting




SEJARAH BAHASA CINTA (LOVE LANGUAGES) DI DUNIA 


Menelusuri makna dari bahasa cinta itu sendiri, Efika juga menjelaskan sejarah atau awal mula dari lahirnya bahasa cinta dalam masyarakat dunia. Ia menyebutkan bahwa konsep bahasa cinta pertama kali dirilis oleh seorang penulis bernama Gary Chapman pada tahun 1992. 


“Konsep Bahasa Cinta (Love Language) ini pertama kali diperkenalkan melalui buku yang ditulis oleh Gary Chapman tahun 1992 yang berjudul “The Five Love Languages”.  Pada awal mulanya konsep ini dibangun oleh Gary Chapman untuk menjawab pertanyaan “What happens to love after the wedding?”.  Sebagai seorang marriage counselor yang ingin membantu setiap pasangan untuk mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia.” tuturnya.  


Efika menambahkan bahwa Gary sebagai seorang penulis menemukan bahwa setiap manusia memiliki bahasa cinta atau kasih sayangnya masing-masing dalam kesehariannya. Namun, bahasa cinta ini pun tidak selalu dapat dipahami dan seringkali menyebabkan konflik atau masalah. 


“Gary menemukan bahwa setiap orang memiliki bahasa cintanya masing-masing, yang terkadang jika hal ini tidak dipahami dapat menjadi penyebab munculnya konflik atau masalah. Walaupun pada awalnya konsep ini digunakan untuk konteks pernikahan (dengan pasangan), pada perkembangannya, konsep ini juga dapat diaplikasikan pada konteks yang lebih luas, seperti hubungan pertemanan, hubungan orang tua dan anak, keluarga, dan seterusnya.” imbuhnya. (*)


Baca juga : Terapkan 3 Langkah Ini Untuk Bangun Kebiasaan Anak Usia Dini Merapikan Mainan!



Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)



Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber :  Efika Fiona, M. Psi., Psikolog

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana


I'M INTERESTED