
Durasi Waktu Baca : 3 Menit Jakarta, Sekolah Cikal.Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berkolaborasi dengan BKKBN meluncurkan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah pada 10 Juli 2025. Pengesahan inisiatif ini telah tertuang dalam Surat Edaran (Kemendukbangga/BKKBN) Nomor 7 Tahun 2025 dengan tujuan membangun kedekatan emosional antara ayah dan anak sejak dini untuk optimalisasi kepercayaan diri dan pengembangan mental anak yang lebih baik dalam proses belajar. Sebagai sekolah ramah anak dan senantiasa melibatkan peranan orang tua, baik Ayah dan Ibu, Sekolah Cikal pun mendukung inisiatif pemerintah tersebut dan memberikan anjuran kepada seluruh orang tua untuk turut antusias mengantarkan anak ke sekolah. Pendiri Sekolah Cikal, Najelaa Shihab, dalam hal ini menyebutkan gerakan ini merupakan langkah yang tepat mengingat pengasuhan adalah urusan bersama dan keterlibatan tinggi Ayah atau Bapak dalam hal ini meningkatkan level percaya diri dan kontrol diri anak. “Pengasuhan adalah urusan bersama. Keterlibatan tinggi ayah dalam pengasuhan, salah satunya dengan mengantarkan anak ke sekolah, berkaitan dengan tingginya level percaya diri dan kontrol diri anak. Jadi, keterlibatannya ayah benar-benar esensial.” ucapnya. (Potret para Ayah antusias mengantarkan anak-anaknya di hari pertama bersekolah di Sekolah Cikal Amri Setu, Jakarta Timur. Dok. Cikal) Pandangan Najelaa Shihab juga didukung oleh Eka Wulanjari, Kepala SD Cikal Amri Setu Jakarta Timur, yang menyebutkan bahwa inisiatif mengantarkan anak ke sekolah dapat menurunkan kecemasan atau kekhawatiran yang muncul dalam diri anak dan bahkan meyakinkan kepada anak bahwa seorang Ayah “hadir” di sisinya. “Saya mendukung gerakan untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pendidikan anak dan keseharian anak. Gerakan mengantar anak ke sekolah merupakan langkah awal yang baik. Dengan ayah mengantar anak ke sekolah, ayah dapat secara langsung hadir menunjukkan dukungannya, karena bisa saja, ada kecemasan atau ketakutan yang muncul saat anak masuk ke lingkungan baru.” tuturnya. Baca Juga : Program Breakfast Club di Sekolah Cikal, Sesi Diskusi Pagi Orang Tua dengan Konselor Anak Dalam penerapannya, Sekolah Cikal juga turut memberikan anjuran kepada para orang tua dari jenjang SD hingga SMA untuk memberikan dukungan pada saat keberangkatan dan mengantarkan anak ke sekolah. SD Cikal Amri Setu Jakarta Timur dalam hal ini telah memberikan ajakan kepada para ayah untuk mengantarkan anak-anak ke sekolah. “Sering kali ayah tidak dapat hadir di sekolah karena harus bekerja. Namun, dengan gerakan ini, SD Cikal Amri Setu turut mendorong kedua orang tua untuk mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama. Tentu, setiap ayah berkesempatan untuk hadir mendampingi anak memulai langkahnya.” ucap Eka Wulanjari. Hal senada juga disampaikan oleh Praktisi Pendidikan sekaligus Kepala SMP-SMA Cikal Amri Setu, Jakarta Timur, Izza Dinillah, M,Ed, Izza menuturkan bahwa para ayah juga dianjurkan mengantarkan anak-anaknya yang duduk di jenjang SMP dan SMA untuk dapat membangun interaksi yang lebih berkualitas antara anak dan ayah. “Kebijakan gerakan ayah mengantar anak di hari pertama sekolah dalam hal ini dapat bermanfaat dalam membangun interaksi dengan kuantitas yang lebih banyak antara anak dan ayah. Untuk jenjang SMP-SMA, kami menganjurkan anak diantar dan didukung orang tua pada saat keberangkatan. Melihat kemandirian anak di tingkat SMP-SMA, biasanya orang tua hanya mengantar saja tanpa menunggu anak di hari pertama sekolah.” ujarnya. Baca Juga : Meal Time With Family, Cara Sekolah Cikal Dorong Orang Tua Ngobrol Bareng Anak Di Tengah Kesibukan Fenonema Fatherless atau kurang terlibat dan hadirnya Ayah dalam tumbuh kembang anak merupakan hal yang mendasari lahirnya gerakan ayah antar anak ke sekolah, menurut Eka Wulanjari, gerakan yang diinisiasi oleh pemerintah ini dapat menjadi pengingat yang baik dalam meningkatkan keterlibatan ayah dari sisi kepekaan, kesadaran, dan tentunya kesempatan untuk membersamai tumbuh kembang anak. “Gerakan mengantar anak ke sekolah merupakan langkah awal yang baik. Artinya, negara mempromosikan kesadaran tentang pentingnya peran ayah dalam pendidikan dan hidup anak. Sering kali ayah tidak dapat hadir di sekolah karena harus bekerja. Dengan gerakan ini, maka ayah berkesempatan untuk berperan dalam salah satu tahapan penting dalam kehidupan anak.” ucapnya. Di Sekolah Cikal sendiri, setiap orang tua aktif diajak bekerjasama dalam mendukung proses belajar anak dengan dihadirkannya berbagai workshop pengasuhan anak. “Sekolah Cikal percaya bahwa sekolah dan orang tua sangat perlu untuk bekerja sama dalam mendukung proses pembelajaran anak. Kami hadirkan Parents Mandatory Workshop (workshop wajib terkait pengasuhan anak untuk orang tua), breakfast club, meal time with family, dan masih banyak lagi agar orang tua selalu hadir membersamai anak.” imbuhnya.(*) Baca Juga :4 Cara Sekolah Cikal Menjaga Kesehatan Mental Anak Sejak Dini Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Najelaa Shihab, Pendiri Sekolah Cikal dan Praktisi Pendidikan. Eka Wulanjari, Kepala SD Cikal Amri Setu Izza Dinillah, M, Ed, Kepala SMP-SMA Cikal Amri Setu Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila FitrianaRedakan Kecemasan dan Tingkatkan Kepercayaan Diri
Penerapan Inisiatif dari SD hingga SMA
Setiap Ayah Punya Kesempatan
Informasi Cikal Support Center