Durasi Waktu Baca : 3 Menit Surabaya, Sekolah Cikal Surabaya. Mendorong pengembangan kepercayaan diri dan keberanian untuk berbicara dan menunjukkan kompetensi di ruang publik dapat dilakukan dengan mengikutsertakan anak dengan kegiatan atau aktivitas modeling seiring dengan mendampinginya menjalani pendidikan di sekolah, sebagaimana yang dirasakan oleh Kavindra Raysia Honeylee atau yang hangat disapa Kavi. Kavi merupakan murid kelas 3 SD Cikal Surabaya yang memegang dua peran dalam kesehariannya sebagai pelajar dan juga sebagai model cilik berprestasi. Ia seringkali mengikutsertakan dirinya untuk mengasah kepercayaan diri, keberanian dan kreativitas dalam berbagai ajang kompetisi model anak dan seringkali meraih juara di ajang tersebut. (Kavindra Raysia Honeylee, Murid SD Cikal Surabaya, Model Cilik Berprestasi. Dok. Kavi) Seperti apa cerita lengkap perkenalan Kavi dengan kegiatan model dan juga caranya menyeimbangkan kedua perannya? Simak cerita lengkapnya, yuk! Di momen berbincang dengan Kavi, ia bercerita bahwa telah mulai berkenalan dengan kegiatan modeling di usia 2,5 tahun karena antusiasmenya melihat banyak teman baru dan juga dukungan dari sang Ibu, Natasia, untuk mengasah keberanian Kavi di ruang publik. “Aku mulai ikut modeling saat kecil (usia 2,5 tahun). Saat itu ditemani sama Bunda, Pertamanya aku ngga terlalu suka, tetapi setelah ketemu teman-teman baru dan seru karena latihan sama gurunya aku jadi suka.” ceritanya. (Kavindra mencoba modeling sebagai sarana mengasah kepercayaan dan keberanian di usia 2,5 tahun. Dok. Cikal) Di bidang modeling, Kavindra belajar catwalk dengan atau tanpa musik, fashion style, fashion photo, etika model, make up atau tata rias, tata busana, tata rambut, serta praktik fashion show. “Di kelas modeling itu aku belajar etika model (belajar pinggangnya gimana cara jalannya agar seimbang).” tambahnya. Ibunda Kavindra, Natasia, mengungkapkan bahwa pada awalnya memang tidak mudah memantik dorongan pada Kavi untuk mengasah keberaniannya dalam modeling. “Awalnya memang saya tanya waktu ada anak-anak yang modeling gitu, Kavi mau coba apa engga? dia bilang iya mau, tapi ternyata waktu perdana pertama kali lomba, ikut lomba modeling dianya nangis-nangis. Saya bilang, kalau misalnya Ikut latihan dulu mau apa engga? Terus dia bilang mau dan mengangguk. Ngomongnya masih belum lancar-lancar banget saat itu.” cerita Natasia dengan suka cita. Dari antusiasme ingin latihan itulah yang mendorong Ibunda dan Ayahanda Kavindra mengikutsertakan Kavindra dalam pelatihan modeling anak sejak dini. Menjadi seorang model cilik, Kavi mengabadikan kreativitasnya dalam pembentukan busana di setiap acara dan/atau kompetisi modeling yang ia ikuti. Dengan pendampingan Ibundanya, Kavindra mengkreasikan ide tata busana yang ia kenakan sesuai dengan tema yang diangkat, salah satunya kostum Cleopatra dalam kompetisi model tingkat kota. “Kostum Cleopatra itu aku dan bunda yang buat bersama, karena temanya itu Around The World. Aku berjalan dengan dress itu.” ucapnya. (Kreativitas menjadi salah satu sisi yang memotret karakter Kavindra sebagai model cilik kota Surabaya. Dok. Kavi) “Dalam pencarian model anak itu harus selalu disesuaikan sama karakter anaknya, misalnya kalau anaknya sipit atau putih gitu, biasanya lebih cocok ke Korea sama Jepang. Tapi karena Khavi coklat, matanya belo, jadi saya pilihin Mesir. Kemarin kalau sistemnya ada 3 hari, ada coaching clinic, audisi, semi final serta final.” tuturnya. Proses pembuatan busana dalam setiap penampilan pun berkolaborasi dengan designer-designer yang memang dapat mengabadikan kreativitas dan gagasan kreatif Kavindra. Baca juga : Pecahkan Rekor! Murid-Murid Sekolah Cikal Raih 219 Medali di World Scholars Cup Global Round Thailand 2023 Sebagai model cilik yang bersemangat untuk melakukan eksplorasi dan mencoba banyak tantangan, Kavindra telah mengikuti puluhan kompetisi modeling dari berbagai tingkat, baik tingkat kota hingga nasional. “Aku sudah ikut banyak kompetisi modeling dari aku kecil.” ucapnya. Ibunda Kavindra mengungkapkan bahwa keikutsertaan Kavindra ini memang salah satu kegiatan pengembangan diri yang dilakukan hanya di akhir pekan saja dan memang berfokus pada pengembangan diri Kavindra. “Untuk sementara ini kegiatan modelingnya memang kami tujukan agar Kavindra banyak kegiatan, ternyata minatnya keterusan, terus anaknya juga suka-suka aja temannya malah lebih banyak.” ungkapnya. Tak hanya sebagai model, Kavindra yang juga merupakan murid di jenjang SD membagikan ceritanya secara singkat bahwa ia menyukai Integrated Program yang membahas tentang ekosistem. Kavindra Berkenalan dengan Modeling di Usia 2,5 Tahun
Kreativitas Kavindra Tercermin dalam Busananya
Natasia menambahkan bahwa pemilihan kostum dalam di kesempatan tersebut disesuaikan dengan karakter anak dan pembawaan karakter dirinya. Pemilihan kostum Cleopatra dalam hal ini disesuaikan dengan Kavi. Prestasi Kavi di Modeling dan Minatnya di Sekolah Cikal Surabaya
“Aku suka sama Integrated Program khususnya yang Ecosystem. Soalnya aku buat ekosistem langsung praktik.” ceritanya.
Di akhir sesi, Ibunda Kavindra, Natasia mengungkapkan bahwa tujuan akhir pendampingannya untuk Kavindra yang memegang dua peran adalah Kavindra dapat tumbuh di dalam hal yang ia sukai, baik secara akademik dan non-akademik.
“Dari dulu, kami ingin Kavi dapat melakukan hal yang memang ia mau, sukai, dan coba. Apabila Kavi ingin menjadi spesialis di suatu bidang, itu adalah hal yang baik. Kalau tidak menjadi spesialis pun, ia artinya memiliki variasi kemampuan kehidupan. Kami ingin ia dapat mencoba semuanya yang kami dapat dukung, agar nanti ke depannya Kavi dapat memahami apa yang ia ingin fokuskan dalam hidupnya.” tutup Ibunda Kavindra dengan penuh harap.(*)
Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : +62 811-1051-1178
Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal
Narasumber :
Kavindra Raysia Honeylee, Murid SD Cikal Surabaya
Ibu Natasia, Ibunda Kavindra.
Editor : Layla Ali Umar
Penulis : Salsabila Fitriana