Durasi Waktu Baca : 3 Menit
Jakarta, Sekolah Cikal. Setiap individu di masyarakat memiliki hak yang sama untuk mampu menjadi Pionir Anti Perundungan atau menggerakkan Satgas keamanan anti perundungan di lingkungan terdekatnya, baik di lingkungan rukun tetangga/rukun warga, di lingkungan sekolah, dan di lingkungan yang lebih luas lagi.
Winny Suryania, M. Psi. Psikolog, Psikolog Klinis dan Konselor Anak dari Sekolah Cikal Amri Setu Jakarta Timur mengungkapkan bahwa setiap individu di masyarakat dapat menjadi bagian dari Satgas Anti Bullying dengan memulainya dari diri sendiri secara reflektif untuk memahami secara utuh fungsi, makna, dan tugas yang dijalankan. Dalam hal ini, bila seorang individu untuk menjadi sosok individu yang berani tanggap aksi, peduli, dan aktif dalam mencegah perundungan, maka terdapat 7 langkah yang perlu dilakukan, apa saja hal tersebut? Simak di bawah ini dan terapkan! Psikolog Winny menjelaskan bahwa sebelum kita ingin menjadi individu yang dapat menolong orang lain atau mencegah terjadinya bullying/perundungan, penting bagi kita menjadi individu yang reflektif untuk memahami diri sendiri, dari titik ini kita akan dapat menetapkan batasan untuk diri kita sendiri dan orang lain. “Pahami dan hargai diri sendiri, sadari bahwa setiap orang berharga, memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Jika hal ini dilakukan pada diri sendiri, besar juga kemungkinan perilaku ini dilakukan pada orang lain, sehingga setiap individu bisa menetapkan batasan untuk dirinya sendiri dan menghormati batasan orang lain. “ ucapnya. Baca Juga : Cerita Keyza, Murid SMA Cikal Amri Setu, Atlet Berkuda Muda Peraih Puluhan Prestasi Nasional-Internasional Langkah kedua yang dapat dilakukan oleh seorang individu yang antusias menjadi tokoh atau penggerak anti perundungan di lingkungan terderkat menurut Psikolog Winny adalah dengan mengedukasi diri dengan matang terlebih dahulu mengenai bullying, dari penyebab, dampak, pengaruh ke sosial-emosional, cara mendampingi korban, hingga hukuman atau efek jera yang dapat diberikan kepada pelaku. “Lakukan edukasi diri tentang Bullying, cari informasi mengenai perilaku tersebut, pahami jangka pendek dan panjang bagi korban dan pelaku.” ujarnya. Baca Juga : Cerita Alvaro, Murid SD Cikal Lebak Bulus, Berprestasi di Kompetisi Matematika Nasional dan Internasional Langkah ketiga yang dapat dilakukan adalah menjaga konsistensi dan tetap tegas menolak perundungan atau bullying terjadi. Bila terjadi, maka tegur dengan tegas dan laporkan tanpa terprovokasi. “Tetap tegas dan konsisten dalam menolak bullying, jika melihat tindakan tersebut, tegur dan laporkan. Gunakan kata-kata tegas tanpa provokasi seperti “saya tidak setuju dengan perilaku (sebutkan secara spesifik).“ ujarnya. Baca Juga : 3 Cara Rumah Main Cikal Membiasakan Anak Menabung Sejak Dini Langkah keempat yang dapat dilakukan adalah bangun bersama-sama dukungan sosial dengan masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama yakni tegas menolak bullying di lingkungan terdekat. “Bangun dukungan sosial untuk berkolaborasi dalam mencegah dan melawan tindakan bullying mulai dari lingkungan terdekat (di sekitar).” tambahnya. Baca Juga : 3 Manfaat Kebiasaan Membaca Buku Bagi Anak Usia Dini Langkah kelima yang dapat dilakukan oleh individu yang ingin menyuarakan anti bullying adalah dengan memanfaatkan media sosial secara bijak sebagai sarana inforasi. Psikolog Winny juga mengingatkan untuk berhati-hati dengan tidak menyebarkan konten negatif atau berita yang tidak valid. “Manfaatkan media sosial dengan bijak, tidak ikut menyebarkan konten negatif atau provokasi, atau menyebarkan berita tanpa fakta yang valid. “ ujarnya. Baca Juga : Pahami Sisi Positif dan Negatif Gap Year Pasca Lulus SMA Tidak mudah bagi individu yang berjuang untuk menegakkan keamanan lingkungan yang jauh dari perundungan melangkah seorang diri bila belum mendapatkan dukungan. Oleh karena itu, psikolog Winny menyarankan untuk tetap menjaga kesehatan mental diri dengan menjaga emosi tetap stabil dan membatasi diri dari hal-hal yang negatif. “Jaga kesehatan mental diri sendiri, luangkan waktu untuk menjaga agar emosi tetap stabil dan balance. Cari tahu hal-hal yang mengganggu diri sendiri dan tidak memaksakan diri untuk terpapar dengan hal yang negatif atau merugikan diri sendiri. “ucapnya. Baca Juga : 3 Cara Psikolog Sekolah Cikal Menyampaikan Edukasi Seks pada Anak Dalam praktiknya, seorang individu yang turun untuk menjadi sosok yang tanggap aksi perlindungan akan perundungan perlu mempelajari konflik secara sehat dengan selalu fokus pada cara-cara penyelesaian masalah. “Langkah terakhir adalah pelajari pengelolaan konflik secara sehat (belajar lebih asertif, fokus pada penyelesaian masalah).” imbuhnya.(*) Baca Juga : Psikolog Cikal Jelaskan Alasan Anak SD Tetap Harus Didampingi Saat Bermain Game Online Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Winny Suryania, M. Psi. Psikolog, Psikolog Klinis dan Konselor Anak dari Sekolah Cikal Amri Setu Jakarta Timur Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila FitrianaPahami dan Hargai Diri Sendiri Sebelum ke Orang Lain
Edukasi Diri Tentang Bullying atau Perundungan
Jaga Konsistensi dan Ketegasan Menolak Perundungan/Bullying
Bangun Dukungan Sosial di Lingkungan Terdekat
Manfaatkan Media Sosial sebagai Sarana Informasi dengan Bijak
Bangun Batasan Diri untuk Jaga Kesehatan Mental
Belajar Mengelola Konflik dengan Sehat
Informasi Cikal Support Center