Durasi Waktu Baca : 2 Menit Jakarta, Sekolah Cikal. Menerapkan pola asuh otoritatif (authoritative parenting) secara konsisten bukanlah merupakan langkah yang mudah bagi para orang tua. Konselor Anak dan juga Psikolog Klinis di Sekolah Cikal Lebak Bulus, Nisrina Putri Anandiva, M.Psi., Psikolog, mengungkapkan bahwa banyak hal yang dapat menjadi penyebab sulitnya menerapkan pola asuh otoritatif secara konsisten, salah satunya adalah perkembangan teknologi. Di era Phone-Based Interaction, semua interaksi berpusat pada interaksi berdasarkan moda teknologi, melalui Smartphone. Nisrina menyebutkan bahwa teknologi merupakan media yang memberikan manfaat dan juga dilema dalam pengasuhan anak. “Menurut saya, tantangan terbesar yang dihadapi orang tua masa kini adalah perkembangan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi di satu sisi dapat memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi orang tua dalam menjalankan pengasuhan, tapi di sisi lain menjadi sumber dilema.” ungkapnya. Sebagai media yang memberikan manfaat, Nisrina menyebutkan orang tua didukung dengan baik untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait tips dan trik pola asuh. Namun, di sisi lain, banyaknya informasi yang diperoleh membuat orang tua “Overload” informasi sehingga timbul inkonsistensi. “Teknologi di satu sisi bermanfaat untuk memfasilitasi orang tua untuk dapat mengakses berbagai informasi terkini yang dapat membantunya dalam menerapkan pola asuh yang sesuai. Di sisi lain,terlalu banyaknya informasi seputar pola asuh di internet juga dapat membuat orang tua menjadi “overload” dan kebingungan sehingga kurang konsisten dalam menerapkan pola asuhnya.” tambahnya. Baca Juga : 4 Alasan Mengapa Orang Tua Tidak Boleh Membiasakan Anak Menggunakan Gawai Sejak Dini! Tantangan dalam menjalankan pola asuh otoritatif yang konsiten tentu tidak hanya dirasakan oleh orang tua, melainkan juga dirasakan oleh anak. Dari sisi positif, sama halnya dengan yang dirasakan oleh orang tua, teknologi menjadi sarana bagi anak mendapatkan banyak sumber edukasi. Tetapi, di sisi negatifnya, teknologi bisa menjadi “Jalan Pintas” bagi anak untuk terlepas dari desakan orang tua dan/atau orang tua melepaskan diri dari desakan anak. “Tidak hanya bagi orang tua, penggunaan teknologi juga dapat memberikan banyak manfaat bagi anak, seperti menyediakan sumber edukasi yang variatif bagi anak. Namun, di sisi lain, anak-anak seringkali lupa waktu dalam menggunakan gadget yang menyebabkan screen time menjadi kurang terkontrol, dan tidak jarang orang tua menjadikan teknologi sebagai “jalan pintas” untuk mendistraksi anak atau menyibukkan anak ketika dirinya sedang terdesak.” tutupnya.(*) Baca Juga : Pahami Penyebab Orang Tua Membandingkan Anak dan Dampak Negatifnya! Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178 Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Nisrina Putri Anandiva, M.Psi., Psikolog. Konselor Anak di Sekolah Cikal Lebak Bulus Nisrina Putri Anandiva, M.Psi., Psikolog. Atau yang lekat disapa Miss Nana adalah konselor di Sekolah Cikal Lebak Bulus. Ms. Nana lulus dari Program Magister Profesi Psikologi Klinis Anak, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia pada tahun 2023 dan lulus dari Program Sarjana Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Selain menjadi konselor di Sekolah Cikal, Ms. Nana saat ini juga berpraktik sebagai psikolog klinis anak dan menangani berbagai isu dan masalah psikologis, seperti masalah regulasi emosi, masalah atensi dan perilaku, tumbuh kembang anak, dan pengasuhan. Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila Fitriana
Mengapa perkembangan teknologi menjadi tantangan terbesar dalam penerapan pola asuh otoritatif secara konsisten? Simak selengkapnya berikut ini! Teknologi Jadi Manfaat dan Dilema Bagi Orang Tua
Teknologi Jadi Manfaat dan Dilema Bagi Anak
Informasi Cikal Support Center