
Durasi Waktu Baca : 3 menit Jakarta, Sekolah Cikal Lebak Bulus. Melihat tren digital seperti Cookie Share Challenge yang mencoba mengukur empati anak saat berbagi anak dengan orang tua semakin marak, Sekolah Cikal memiliki cara yang sehat dan unik untuk mengenalkan empati dan menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar pada anak di jenjang TK dan SD. (TK-SD Cikal Lebak BUlus miliki Topik Pembelajaran tumbuhkan Empati. Dok. Cikal) Anggi Gracia Sigalingging, M.Psi., Psikolog atau lebih akrab disapa Anggi, Psikolog Pendidikan dan Konselor TK-SD Sekolah Cikal Lebak Bulus mengungkapkan bahwa TK dan SD Cikal Lebak Bulus memiliki topik pembelajaran unik “Me and My Community” yang ditujukan untuk menanamkan empati pada anak. Baca juga : 3 Cara Sekolah Cikal Amri Setu Dampingi Orang Tua Menerapkan Pola Asuh Tepat Anggi menyampaikan bahwa Sekolah Cikal memiliki salah satu topik pembelajaran bernama Me and My Community yang membawa anak untuk mengenal lebih dalam siapa saja yang ada di lingkungan mereka, memahami peran masing-masing, menyadari bahwa manusia tidak hidup sendiri serta menyadari keberadaan tiap individu saling berkaitan dalam komunitas. “Salah satu topik pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan empati anak adalah tema mengenai peran dan keberadaan individu dalam lingkungan sekitar, seperti pada topik 'Me and My Community'. Dalam topik ini, anak-anak belajar mengenal siapa saja yang ada di lingkungan mereka, mulai dari lingkungan rumah, sekolah, hingga masyarakat sekitar. Anak juga diajak memahami peran dari setiap individu yang ada di komunitas tersebut. Selanjutnya, anak diajak untuk berefleksi dan membayangkan bagaimana jika orang-orang tersebut tidak ada dalam komunitas mereka, misalnya, bagaimana rasanya jika tidak ada saudara, guru, atau petugas keamanan (seperti security) di sekolah.” jelasnya. Tak hanya diajak refleksi, anak-anak juga melakukan anak-anak juga diberi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan orang-orang yang menjalankan peran tersebut di lingkungan sekolah. “Anak-anak kemudian melakukan wawancara kepada beberapa orang dengan peran-peran tertentu di komunitas sekolah (yaitu nurse, security, janitor, canteen staff atau librarian). Dalam wawancara tersebut, anak diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang membuat orang tersebut merasa senang dan sedih dalam menjalani pekerjaannya. Setelah itu, anak diajak berdiskusi bersama mengenai hal-hal apa saja yang dapat mereka lakukan untuk membantu mengurangi permasalahan yang mungkin dihadapi oleh peran-peran tersebut.” tutup Anggi. Baca juga : Dua Peran Penting Konselor SMA Cikal dalam Mendampingi Murid Menuju Universitas Tujuan Pada jenjang awal seperti reception atau Taman Kanak-Kanak (TK), melalui topik pembelajaran “Me and My Community”, anak-anak mulai belajar memahami perasaan orang lain dan emosi orang lain melalui situasi keseharian di kelas, seperti saat melihat teman yang lain menangis atau lebih sensitif. “Ketika situasi seperti ini terjadi, seringkali anak-anak lain akan bertanya mengapa teman mereka menangis atau belum ikut duduk di karpet bersama-sama dengan mereka. Dalam hal ini, guru berperan untuk menjelaskan bahwa teman mereka sedang merasa sedih atau masih membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya. Guru juga mengajak anak-anak untuk memberikan ruang bagi teman mereka agar anak tersebut bisa merasa lebih tenang.” kata Anggi. Anggi melanjutkan bahwa jika terjadi konflik antar anak dan membuat salah satu dari mereka merasa tidak nyaman, guru akan mengajak anak tersebut untuk merefleksikan perilakunya. “Saat terjadi konflik di dalam kelas yang menyebabkan seorang anak merasa tidak nyaman akibat perlakuan temannya, guru akan mengajak anak untuk berdiskusi mengenai alasan di balik perilaku tersebut, serta mengajak anak membayangkan bagaimana perasaannya jika berada di posisi temannya yang merasa tidak nyaman. Anak kemudian diajak untuk merefleksikan perilaku seperti apa yang sebaiknya dilakukan agar tindakan mereka tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada teman-temannya.” imbuhnya.(*) Baca juga : Mengenal Strawberry Parenting, Pola Asuh yang Melindungi Anak Secara Berlebihan! Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178 Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Anggi Gracia Sigalingging, M.Psi., Psikolog, Konselor TK-SD Cikal Lebak Bulus Editor : Salsabila Fitriana Penulis : Rahma Yulia Me and My Community, Ajarkan Arti Manusia Tidak Hidup Sendiri
Me and My Community, Bantu Anak Memahami Emosi Teman
Informasi Cikal Support Center