Asah Kecerdasan Anak, Pembelajaran Ilmu Sosial di Sekolah Cikal Terapkan Pendekatan Humanis dan Berorientasi Masa Depan

Asah Kecerdasan Anak, Pembelajaran Ilmu Sosial di Sekolah Cikal Terapkan Pendekatan Humanis dan Berorientasi Masa Depan


Surabaya, Sekolah Cikal. Mengasah kemampuan anak untuk siap menghadapi tantangan masa depan dapat dimulai dari pembelajaran ilmu sosial di sekolah yang tidak hanya berdasarkan teori. 


Sebagai sekolah berbasis kompetensi terbaik di Surabaya, Sekolah Cikal Surabaya menerapkan pendekatan humanis berorientasi masa depan untuk mengasah kemampuan berpikir anak secara strategis di tingkat SMA. 


(Pameran Proyek diterapkan di Seluruh lokasi Sekolah Cikal sebagai cara yang tepat mengasah kemampuan berpikir murid secara strategis. Dok. Sekolah Cikal)


Kaitkan Kondisi Terkini, Tumbuhkan Kepekaan 


Menurut Rahadi Manumayangsa, S.IP, Program Leader Social Studies Sekolah Cikal Surabaya untuk tingkat SMA, program Social Studies di Sekolah Cikal lebih menitikberatkan pengembangan kecerdasan sosial untuk tumbuhkan kepekaan, mengamati dan menganalisis situasi yang terjadi di sekeliling mereka. 


“Murid-murid Sekolah Cikal sudah terbiasa menganalisis menggunakan pendekatan dan metode sosial terbaru namun dekat yang diangkat dari situasi yang kekinian. Saat kita belajar tentang global trading, kita pun membahas tentang peran dan prospek ketika Indonesia memegang ketua presidensi G20 pada tahun 2022.” tutur Rahadi saat dihubungi oleh Tim Cikal (11/11).


Rahadi pun mendeskripsikan beberapa gambaran refleksi dan proyeksi murid terkait konteks sosial yang terjadi. 


“Mereka membuat proyeksi tentang produk atau layanan apa yang dapat merajai pasar internasional di masa mendatang. Intinya, kita belajar berbagai ilmu sosial yang berorientasi pada persoalan yang bahkan belum datang.” tambahnya. 


Asah Pemikiran Strategis Murid 


Memahami bahwa pergerakan teknologi seiring waktu terus berjalan, Rahadi pun menjelaskan pola pendekatan pengajaran Ilmu Sosial di Sekolah Cikal yang berfokus mengasah kemampuan berpikir murid untuk masa depan dengan mengaitkan pada implementasi profesi masa depan. 


“Kalau kita ketahui bahwa profesi-profesi terbaru tentang Digital Business Analyst, UX Researcher, Community Engagement yang mana profesi-profesi ini bahkan belum pernah ada jurusan atau kuliahnya. Implementasi dari profesi di atas sudah ada dasarnya di program sosial. Bagi saya, anak-anak tidak hanya belajar untuk lulus atau naik tingkat ke jenjang yang lebih tinggi tetapi mereka mampu berpikir secara strategis untuk menguasai masa depan itu sendiri. “ jelas Rahadi. 


Pembelajaran Ilmu sosial tidak dapat dikategorikan secara khusus di dunia, namun menurut pendidik tingkat SMA Sekolah Cikal Surabaya ini pemetaaan tujuan pembelajaran harus difokuskan pada kebutuhan masa depan.  


“Program ilmu sosial tidak bisa dibilang program khusus, atau dikhususkan, namun, desain dari program ini harus melihat kebutuhannya ke masa depan, apalagi saat semuanya sudah tergantikan dengan mesin, algoritma atau artificial intelligence.” tutupnya. (*)


I'M INTERESTED