Durasi Waktu Baca : 3 Menit Surabaya, Sekolah Cikal. Memiliki keinginan dan komitmen untuk mencoba adalah langkah awal bagi seorang manusia untuk meraih pembelajaran kehidupan dari aspek terkecil dalam kehidupan. Itulah yang sejak dini telah ditanamkan pula oleh Cikal sebagai sekolah berbasis kompetensi. Setiap murid Cikal telah ditumbuhkan dan didorong sejak dini untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan keberanian untuk mencoba segala tantangan yang datang untuk meraih pengalaman dan pengembangan diri, seperti halnya yang dipraktikkan langsung oleh Aurel Qianna Rusgyanti dan Zelyn Franza Yuana. Aurel dan Zelyn, sapaan hangat mereka, merupakan murid kelas 3 SD Cikal Surabaya yang memilih untuk meraih pengalaman mengasah kompetensi diri mereka dengan mengikuti ajang kompetisi cerdas cermat agama Islam bagi murid SD/MI yang diadakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam di kota Surabaya. Aurel dan Zelyn berhasil meraih pengalaman dan prestasi terbaik di tingkat Kecamatan dalam kompetisi tersebut dengan meraih posisi pertama atau juara pertama dari kompetisi cerdas cermat Pendidikan Agama Islam (PAI). Mereka bahkan sampai pada titik finalist di tingkat kota Surabaya pada 7 Maret 2023. Baca juga : 5 Keunggulan Sekolah Cikal Surabaya, Sekolah Swasta Nasional Berbasis Kompetensi di Surabaya Barat Dalam kesempatan berdialog langsung dengan Aurel dan Zelyn serta didampingi oleh pendidik program Agama Islam yang juga mendampingi mereka, Luluk Alfiah, kedua murid kelas 3 SD ini mengungkapkan bahwa keikutsertaan mereka mewakili Cikal Surabaya bermula dari semangat untuk meraih pengalaman pertama dan minat yang tinggi dalam pembelajaran agama Islam. “Jadi awalnya itu karena Zelyn suka banget sama Islamic Studies itu, Zelyn ingin ikut dan dari sana Zelyn berusaha ajak Aurel untuk ikut mencari pengalaman.” cerita Zelyn. Bagi Aurel, ajakan Zelyn memberikan semangat bagi dirinya untuk meningkatkan rasa ingin tahunya. Ia pun menyatakan bersemangat sekali ketika ikut dalam tim SD Cikal Surabaya. Dalam rangkaian kompetisi ini, terdapat rangkaian tingkatan yang harus diikuti oleh Aurel dan Zelyn, menurut Luluk, yakni tahapan pertama di tingkat Kecamatan, dan tahapan kedua tingkat Kota. Baca juga : 5 Alasan Sekolah Inklusi Dibutuhkan oleh Anak Berkebutuhan Khusus Menariknya dalam rangkaian persiapan kompetisi ini, Aurel dan Zelyn tidak sama sekali merasa takut dan khawatir akan esensi menang atau kalah. Mereka berdua tetap fokus saja untuk bersiap menghadapi kompetisi meskipun tantangan terbesarnya, menurut Luluk, adalah penerapan bentuk soal yang mengacu pada kurikulum nasional dan bukan kurikulum Cikal. “Memang pembelajaran Cikal dan sekolah lain beda materinya. Jadi, kalau cerdas cermat itu pake kurikulum nasional. Nah, anak-anak terbiasa belajar dengan kurikulum Cikal. Sehingga kami butuh waktu 1 minggu untuk persiapan bersama materi yang menyesuaikan kurikulum nasional kelas 4 hingga 6.” tutur Luluk. Bagi Aurel, fokus yang dituju dalam kompetisi ini adalah pengalaman dan ilmu yang memperkaya pengembangan dirinya. “Aku memang orangnya suka banget sama lomba, karena kompetisi cerdas cermat Agama Islam ini pertama kali buatku. Aku ga peduli mau menang atau kalah yang penting pengalaman dan dapat ilmu” ungkap murid yang juga aktif dan memiliki minat tinggi di cabang ilmu matematika dan juga sains. Berhasil lolos di babak penyisihan hingga masuk final tingkat kecamatan, Aurel dan Zelyn tidak menyangka pada akhirnya berhasil meraih posisi tertinggi dan membawa piala kemenangan yang menjadi refleksi kegigihan mereka bersiap di tingkat kecamatan. Bagi Zelyn dan Aurel, mereka berdua terkejut dengan proses yang terjadi di saat lomba dan juga pengumuman yang mereka dengar. “(awalnya hanya berpikir) sekali-sekali coba, kan baru sekali. Gapapa ga menang, tapi juga nanti jaura berapa menang, eh juara satu. Kita seneng, tapi sebenernya momen paling seneng adalah ketika sampai di final.” cerita Zelyn. Aurel dan Zelyn pun melaju ke tingkat kota Surabaya dengan penuh semangat. Mereka pun berhasil mengabadikan perjalanan mereka berdua hingga menjadi finalist di tingkat kota. Meskipun belum sampai meraih juara di tingkat kota, antusiasme Aurel dan Zelyn tidak padam. Mereka berdua telah berkomitmen untuk kembali mencoba di tahun mendatang. Sebagai pendamping, Luluk menutup dengan harapan bagi Zelyn dan Aurel Aurel dan Zelyn tidak pernah berhenti memupuk semangat pelajar sepanjang hayat dalam diri mereka. Semangat untuk selalu mengasah diri ya, Aurel dan Zelyn! (*) Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal) Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Aurel Qianna Rusgyanti dan Zelyn Franza Yuana, Murid SD Cikal Surabaya. Ibu Luluk Alfiah, Pendidik Program Agama Islam di Sekolah Cikal Surabaya jenjang SD. Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila FitrianaKomitmen Wakili SD Cikal Surabaya, Fokus pada Pengalaman Pertama
Tidak Ada Rasa Takut dan Khawatir Kalah atau Menang
Dari Pengalaman dan Prestasi, Aurel dan Zelyn Semakin Kuatkan Motivasi
Informasi Customer Service Cikal