Sekolah Cikal bukanlah sekolah berbasis keagamaan, melainkan berbasis kompetensi yang menghadirkan program-program agama yang bertujuan untuk mengasah kecerdasan dan pemahaman utuh murid, serta membentuk karakter murid yang berdaya bagi sesama dari nilai-nilai agama.
Kali ini, Cikal mengundang pendidik program Agama Kristen Protestan, Manasye Indra Kusuma, untuk membuat para orang tua memahami lebih jauh bagaimana pembelajarannya. Kita simak bersama, yuk!
Bagaimana proses pembelajaran agama Kristen Protestan di Sekolah Cikal, mencakup berapa kali dan dengan durasi berapa lama proses belajar agama dalam satu minggu?
Di Sekolah Cikal terdapat 3 kali jam pelajaran agama dalam seminggu. Tiap pertemuannya berjalan selama 40 menit. Di hari jumat, kami juga ada pertemuan khusus yang diikuti oleh murid-murid Kristen semua level. Di masa pembelajaran jarak jauh dan hybrid seperti sekarang ini, setiap year level mendapatkan kesempatan seminggu sekali. Terkait bobot pembelajaran, program pembelajaran Agama Kristen Protestan ditekankan pada apa? Pembelajaran tentang agama Kristen membahas beberapa tema besar, seperti: Kemahakuasaan Allah, Mengenali dirinya sebagai murid-murid Allah, Bagaimana mensyukuri segala ciptaan dan meresponi karya Allah dalam hidup, serta bagaimana hidup sebagai anggota komunitasnya, baik itu keluarga, sekolah, gereja, maupun berbangsa dan bernegara, dan sebagainya. Tentu yang menjadi penekanan tidak hanya agar murid mengetahui bagaimana hidup sebagai murid-murid Tuhan, namun juga bagaimana mereka bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya. murid diajak untuk menjadi berkat serta teladan bagi sesama. Bagaimana proses asesmen program belajar agama Kristen Protestan? Dalam pembelajaran, murid diajak untuk melakukan refleksi dalam hidup dan relasinya dengan Tuhan, sesama, dan alam sekitarnya. Kemudian, murid juga diajak untuk menjadikan hasil refleksi yang ada sebagai landasan untuk murid menindaklanjutinya dalam aksi maupun produk khusus. Dalam pelaksanaannya, akan ada berbagai cerita, diskusi, maupun hal-hal lain yang menunjukkan perkembangan murid. Jadi, penilaian bisa dilakukan dalam pertemuan-pertemuan yang ada melalui observasi dan catatan-catatan (anecdotal records), juga melalui tugas yang diberikan maupun proyek yang dibuat oleh murid. Capaian apa yang diharapkan dapat diperoleh murid di Sekolah Cikal? Dalam satu tahun ajaran, masing-masing level memiliki tujuan belajar masing-masing. Tema-tema yang diajarkan juga berbeda-beda. Pada umumnya, murid diharapkan untuk bisa mengenali cerita atau tokoh dalam Alkitab, sehingga di pertemuan-pertemuan selanjutnya, barangkali di level (kelas) setelahnya, murid sudah memiliki prior knowledge yang cukup untuk kemudian bisa menggali lebih dalam dan belajar lebih banyak. Selain itu, ada juga beberapa dimensi Cikal yang menjadi penekanan juga dalam pelajaran pendidikan agama Kristen, misalnya; caring, committed, principled maupun reflective. Di akhir tahun ajaran, dimensi-dimensi itu dapat semakin berkembang dan bertumbuh dalam diri murid. Pembahasan apa saja yang dieksplorasi dalam program agama Kristen Protestan di Sekolah Cikal baik di tingkat TK, SD, SMP dan SMA? Di TK, murid-murid belajar tentang karya Tuhan menciptakan kehidupan, mengenal dan belajar tentang keluarga, tentang tanaman dan binatang dari cerita Alkitab. Belajar mengenal dan mengendalikan emosi yang dipelajari dari kisah-kisah di Alkitab. Di SD, murid banyak belajar memahami dirinya sebagai murid-murid Allah. murid diajak mengenal dan belajar dari para nabi, rasul dan tokoh-tokoh dalam Alkitab. Selain itu, murid juga belajar tentang bagaimana karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus dan bagaimana meresponnya. Hari-hari raya dalam kekristenan juga dikenalkan. Tema mengenai keragaman yang ada juga menjadi salah satu pembahasan yang penting untuk dikenalkan di level SD. Tidak hanya belajar untuk mengenal, tapi terlebih untuk menerima keberagaman yang ada. Di level SMP, murid akan belajar lebih dalam tentang bagaimana hidup sebagai remaja Kristen. Hal-hal seputar hidup sebagai remaja, persoalan, dan tantangannya akan didiskusikan bersama. Nilai-nilai Kristen seperti yang diungkapkan dalam Alkitab dan juga peran Roh Kudus juga dibahas. murid diajak untuk memahami tentang bagaimana nilai-nilai yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi caranya menjalani hidup. Pembahasan tentang toleransi dan keberagaman kembali diperdalam. Apakah itu toleransi? Apakah toleransi itu cukup? Bagaimana sikap rendah hati, peduli dan solidaritas kepada sesama juga menjadi bagian penting untuk hidup bersama. Penting bagi murid juga untuk mengenal gereja sebagai salah satu komunitas iman dan bagaimana perannya dalam masyarakat baik yang sudah dilakukan maupun yang harus dilakukan saat ini, sebagaimana tugas dan panggilan Gereja. murid juga memahami bahwa dirinya adalah anggota gereja dan bisa mengambil peran dalam tugas dan panggilan gereja itu.
Pada level SMA, murid mempersiapkan diri menjadi pribadi dewasa. Mengenal kembali tentang nilai-nilai Kristen sebagai dasar untuk menentukan dan menyikapi gaya hidup yang berkembang di masa kini. Demikian juga mengenai penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, murid juga akan mengeksplorasi tentang bagaimana itu mempengaruhi hidup manusia serta penggunaanya sesuai dengan nilai-nilai Kristen.
Isu-isu tentang keadilan dan hak asasi manusia juga menjadi salah satu hal yang dibahas di level SMA. murid akan mendalami tentang konsep itu dalam Alkitab dan bagaimana itu bisa digunakan dalam konteks saat ini. Melalui program pendidikan agama Kristen ini, murid didukung untuk menghayati dan mewujudnyatakan peran dirinya sebagai pembawa damai sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat.
Sejak kapan murid-murid diajarkan untuk membaca dan memahami isi dari Kitab Suci? Dan apakah rutin diajarkan?
Alkitab digunakan sebagai dasar utama dalam proses pembelajaran pendidikan agama Kristen. Namun, demikian belum semua murid dapat membaca Alkitab. Misalnya, murid-murid yang masih di tingkat PreK dan TK. Untuk murid-murid yang masih TK, murid-murid diperkenalkan bahwa carita yang akan disampaikan bersumber dari Alkitab. Dari situ, murid juga akan mengenal bahwa dalam Kekristenan, salah satu sumber belajar utama yang digunakan untuk belajar adalah Alkitab. Bisa juga mengajak murid untuk membaca satu atau dua kata kunci, sambil belajar membaca juga. Sedangkan, untuk level SD dimana murid sudah mulai bisa, maupun sudah lancar membaca, murid dapat diajak untuk membaca cerita dari Alkitab sebelum juga mendiskusikan bersama. Banyaknya bacaan akan disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca dan memahami murid. Misalnya, satu atau dua ayat cukup untuk level kelas satu atau dua. Kemudian dicoba untuk lebih banyak, seiring dengan kenaikan level. Meskipun tidak banyak atau panjang, terkadang tulisan dalam Alkitab juga tidak mudah dipahami oleh murid-murid. Jad, merupakan peran kami untuk membimbing dalam menggali pesan dan pelajaran apa yang bisa didapat dari tulisan yang ada. Nilai-nilai apa sajakah yang ditanamkan dalam program pembelajaran dan apakah terdapat kegiatan yang berorientasi kontekstual dan penerapannya dalam keseharian? Jika ada, seperti apa? Nilai-nilai Kristen digali dari berbagai tulisan atau kisah yang ada di Alkitab. Beberapa diantaranya seperti: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati dan kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan juga penguasaan diri. Setiap nilai yang diajarkan diharapkan untuk bisa diterapkan murid dalam aktivitas dan konteks masing-masing murid. Misalnya di level TK murid belajar tentang kisah tentang adik dan kakak dari Alkitab. Di rumah, murid juga memiliki dan tinggal bersama adik/kakaknya. Setelah digali bersama, murid menemukan bahwa sebagai saudara harus hidup dengan kasih, sabar dan tidak suka bertengkar. Kemudian murid diajak untuk mencoba membuat lembar komitmen atau jurnal untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajarinya. Target ditentukan bersama, misalnya selama satu minggu. Di pertemuan selanjutnya, dibahas bersama tentang pencapaian dan tantangan yang dialami murid. Diharapkan murid dapat belajar untuk membangun komitmen dan mempraktekkan nilai-nilai yang ada sesuai dengan konteks mereka. Media pembelajaran apakah yang digunakan dalam proses belajar agama? Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar bisa beragam. Video, gambar-gambar, games maupun kuis juga digunakan untuk membuat murid tidak mudah bosan. Saat belajar tentang alam, murid juga bisa diajak untuk mengunjungi taman sekolah dan melakukan pengamatan di sekitar sambil bermain games, berefleksi dan berdiskusi tentang bagaimana cara untuk menunjukkan rasa syukur. Untuk level kelas yang lebih besar, murid diajak untuk berdiskusi, menggali informasi mengenai topik yang ada lewat berbagai media, dan tentu saja menggunakan Alkitab juga sebagai sumber utama. Profil Pendidik Manasye Indra Kusuma adalah seorang guru di Sekolah Cikal Surabaya. Lulus dari Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana dan bergabung dalam komunitas pembelajar sepanjang hayat Cikal sejak tahun 2017 sebagai guru Pendidikan Agama Kristen. Selain itu, ia juga mengajar program Social Studies di level TK dan juga program Cikal Aksi-aksi. Ia meyakini bahwa setiap anak itu spesial dan memiliki keunikan masing-masing. Ia juga percaya bahwa keberagaman adalah sesuatu yang harus diterima dan dirayakan dengan semangat persahabatan untuk kebaikan bersama. Berbagai pelatihan maupun acara pendidikan diikutinya untuk memperlengkapi diri menjadi pendamping anak untuk tumbuh bersama. Ia juga pernah membagikan praktik baiknya dalam TPR Jawa Timur. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai pembelajaran Agama Kristen Protestan di Cikal, silakan mengisi buku tamu Cikal di sini atau hubungi tim kami di bawah ini Sekolah Cikal Cilandak : +62 818-902-570 (Whatsapp) Sekolah Cikal Surabaya TK- SD (+62 815-1550-1010) SMP-SMA-PIC (+62 815-7595-7599) Sekolah Cikal Amri-Setu : +62 811-1156-599 (Whatsapp) Sekolah Cikal Serpong +62-8138-6372-559 (WhatsApp & Phone) Sekolah Cikal Lebak Bulus +62 818-902-571 (WhatsApp)