
Durasi baca : 3 menit Jakarta, Pendidikan Inklusi Cikal.Sebagai orang tua, pernahkah Anda mengamati anak mengalami kesulitan mengingat kosakata? Jika ya, maka boleh jadi anak Anda mengalami gangguan bahasa ekspresif. Tetapi, apa sebetulnya itu Gangguan Bahasa Ekspresif itu dan apakah ada pengaruhnya secara signifikan dengan pengembangan diri anak? Mari kita bahas lebih dalam bersama Nurul Inayah, S.Pd pendidik di Pendidikan Inklusi Cikal Amri Setu, Jakarta Timur mengenai Gangguan Bahasa Ekspresif, dari pengertian, gejala hingga dampaknya berikut ini. Baca juga : Orang Tua ABK Harus Aktif Terlibat dalam Rencana Belajar Sejak Awal Tahun Ajaran! Sebagai pendidik, Nurul menjelaskan bahwa gangguan bahasa ekspresif merupakan sebuah kondisi saat anak menghadapi kesulitan anak menyusun kosakata atau kalimat kompleks sehingga membuat anak menjadi sulit mengekspresikan perasaan hingga pendapat. “Gangguan bahasa ekspresif adalah kondisi ketika anak kesulitan untuk menyampaikan apa yang dirasakan, yang ingin dilakukan atau pendapat baik secara lisan maupun tulisan menggunakan kalimat yang kompleks.” jelasnya. Baca juga : Anak Berkebutuhan Khusus Hilang Fokus Saat Belajar? Ini 2 Kunci Mengatasinya! Beberapa tanda atau gejala gangguan bahasa ekspresif yang dapat diamati oleh orang tua, menurut Nurul, antara lain adalah anak mengalami speech delay, sering mengulang kata-kata, dan/atau berbicara dengan terbata-bata, mengenali gejalanya sejak dini dapat membantu orang tua memberikan intervensi yang tepat untuk mendukung perkembangan bahasa anak. “Gejala yang biasanya muncul pada anak dengan gangguan bahasa ekspresif adalah speech delay, menjawab kalimat dengan sederhana, kesulitan menyampaikan perasaan atau keinginan, berbicara dengan terbata-bata dan mengucapkan kalimat berulang, serta tantrum saat diajak berbicara atau berusaha menyampaikan ide, perasaan, hingga keinginan.”tuturnya. Baca juga : Sekolah Cikal Laksanakan No Gadget Day. Simak Cerita Murid, Guru, dan Orang tua! Menurut Nurul, gangguan Bahasa Ekspresif yang tidak didampingi dengan terapi atau dukungan pembelajaran di sekolah yang tepat secara jangka panjang dapat mempengaruhi proses belajar anak di kelas. Terdapat 2 dampak yang dapat dirasakan oleh anak antara lain kesulitan menyampaikan perasaan dan keinginan saat interaksi dan tantrum di kelas. “Gangguan bahasa ekspresif pada anak sangat berpengaruh terhadap proses belajar di sekolah, khususnya di kelas. Karena keterbatasan kosa kata yang dipahami anak, anak pun akan kesulitan untuk menyampaikan ide, perasaan dan keinginan mereka. Hal ini kadang memicu anak tantrum ketika mereka tidak bisa menyampaikannya dengan jelas. Proses belajar juga akan lebih sulit karena hal tersebut.” tutup Nurul.(*) Baca juga : Pentingnya Akomodasi Belajar dan Modifikasi Kurikulum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178 Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Nurul Inayah, S.Pd, Academic PIC (Homeroom & Teacher) Editor : Salsabila Fitriana Penulis : Rahma YuliaPengertian Gangguan Bahasa Ekspresif pada Anak
Gejala Gangguan Bahasa Ekspresif pada Anak
Dampak Gangguan Bahasa Ekspresif terhadap Proses Belajar Anak
Informasi Cikal Support Center