Sekolah Cikal Laksanakan No Gadget Day. Simak Cerita Murid, Guru, dan Orang tua!

Sekolah Cikal Laksanakan No Gadget Day. Simak Cerita Murid, Guru, dan Orang tua!

Durasi Waktu Baca : 3 Menit



Jakarta, Sekolah Cikal.Sekolah Cikal berhasil memulai melaksanakan No Gadget Day  sebagai permulaan dari kebijakan Phone Free Policy bagi seluruh murid, guru dan staff demi membangun pola interaksi yang lebih baik di antara seluruh komunitas sekolah pada (17/1). 


Langkah Sekolah Cikal melaksanakan No Gadget Day sebagai permulaan kebijakan Phone Free Policy di sekolah ini sejatinya mengacu pada arahan dari  UNESCO terkait global ban on smartphones in schools dan juga mengacu pada riset Jonathan Haidt dalam buku The Anxious Generation mengenai penggunaan gawai dan pengaruhnya pada anak. 


Rahma Paramita, M.Psi, Psikolog, Head of Operation Cikal mengungkapkan bahwa Sekolah Cikal telah mengkaji ulang penggunaan gawai di sekolah dan akan memulai bertahap gerakan pembatasan penggunaan telepon genggam sebagai usaha bersama untuk membentuk pola penggunaan gawai dan interaksi yang lebih baik.


Dengan diadakannya No Gadget Day pada (17/1) lalu, seperti apa tanggapan atau cerita dari beberapa perwakilan murid, orang tua dan pendidik di Sekolah Cikal dari seluruh kampus? Simak yuk! 




Cerita Murid Sekolah Cikal Tentang No Gadget Day


Beberapa cerita mengenai No Gadget Day datang dari murid-murid Sekolah Cikal yang mengisi kuesioner secara anonim, berikut cuplikannya! 



Perasaan Saat No gadget Day

Pengaruh No Gadget Day Pada Dirimu

Aku merasa No Gadget Day menyenangkan. Kita bisa mengenal teman dengan lebih baik. Di kelas, pak Roni menjelaskan topik pembelajaran melalui whiteboard dan aku lebih paham seperti ini dari pada melalui presentasi. Bagiku cukup menantang tapi pada akhirnya bisa dijalani.

Aku sadar bahwa aku jadi lebih banyak berbincang dengan teman-teman dan guru. Aku bisa lebih fokus tanpa distraksi. Waktu istirahat sekolah juga lebih menyenangkan. 

No gadget day tidak seburuk yang aku kira, aku kira akan jadi membosankan, tetapi ternyata tidak. Aku tidak menghadapi tantangan yang berarti karena aku punya teman-teman yang bisa diajak ngobrol. Jadi, no gadget day itu lebih ke tidak membiasakan diri melihat gawai di waktu yang ditentukan. 

Aku memulai handwriting, mengerjakan tugas, lebih memahami materi, memulihkan fokus dan produktivitasku di kelas, lalu, ngobrol dan main bersama teman-teman.

Tidak seburuk yang aku kira, hanya saja memang sedikit bosan. Kita jadi harus lebih banyak berbincang dari biasanya karena tidak memegang gawai dan kurasa cukup menyenangkan! 

Ada pengaruhnya sedikit, aku jadi lebih fokus dan bisa menyelesaikan tugasku. Kita pun juga mengisi waktu kosong dengan ngobrol di kantin dan kelas. Menyenangkan! 


Baca Juga : 3 Alasan Pendidikan Anak Usia Dini Penting Bagi Tumbuh Kembang Anak




Cerita Pendidik Sekolah Cikal Tentang No Gadget Day

Dian Kartika, pendidik TK Cikal Lebak Bulus, mengungkapkan bahwa pada awalnya ia memiliki kekhawatiran tidak dapat berkomunikasi secara intens karena No Gadget Day dengan para orang tua murid. Namun, dengan penyampaian yang tepat dan menetapkan ketentuan menghubungi pendidik saat jam sekolah, semua orang tua koorperatif mendukung langkah tersebut.


“Saat tau informasi mengenai akan diadakannya "No Gadget Day" sempat membuat aku dan teman-teman agak cemas, karena biasanya kami banyak memantau gawai khususnya whatsapp untuk sekadar mendapatkan informasi dari orang tua murid atau sebaliknya. Kami pun menginformasikan lagi ke para orang tua murid untuk tidak mengirimkan pesan saat working hour kami atau saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan jika ada yang ingin disampaikan bisa diinfokan di hari sebelumnya, senang rasanya hal ini disambut baik oleh para orang tua dan mereka sangat kooperatif.” jelasnya. 


Tak hanya Dian, ada pula Rosmayanti Mutiara, Executive Principal Sekolah Cikal Serpong yang mengungkapkan banyak melihat interaksi dan koneksi yang lebih terbangun di Sekolah Cikal Serpong tanpa memegang gawai.


“Kegiatan no gadget day pada 17 Januari lalu bisa dikatakan berjalan baik dan memberikan dampak dalam membangun interaksi dan koneksi yang lebih baik antar individu di sekolah. Terlihat bagaimana murid TK SD bermain bersama guru, berkomunikasi 2 arah dan mencari aktivitas bersama. Sementara di jenjang SMP-SMA, anak-anak berinteraksi dengan baik tanpa distraksi gawai di antara mereka.” ungkapnya dengan suka cita. 


Baca Juga : Cara Sekolah Cikal Dampingi Orang Tua Terkait Pola Asuh Tepat




Cerita Orang Tua Murid Sekolah Cikal Tentang No gadget Day


Pandangan dan tanggapan terkait pelaksanaan No Gadget Day di Sekolah Cikal juga hadir dari beberapa orang tua, antara lain, Ibu Santi dan Ibu Ria.


Bagi Ibu Santi, orang tua dari Maika (SMA Cikal Lebak Bulus), No gadget Day merupakan langkah yang tepat agar anak dapat melakukan eksplorasi waktu dengan bermain permainan yang mendorong interaksi dengan teman dan guru.


Personally, suka dengan idea of No Gadget Day, karena anak-anak juga jadi eksplor waktu luangnya untuk bisa bermain game, bisa ada kemarin mereka tiba-tiba di library bisa bermain scrabbles sama teachers. Seru pengalamannya!” ujarnya.


Selain Ibu Santi, ada pula Ibu Ria yang sejatinya mengungkapkan dukungannya untuk No gadget Day. Terlepas dari pro dan kontra yang hadir, ia mendukung untuk kebaikan anak.


“Bagi saya, sebenarnya kebijakan Cikal saya support-support aja, ya. Kebetulan saya juga punya anak yang beda level, SMA dan SD. Kalo yang SD, oke, dia tidak khawatir, “oh ga harus bawa gadget ya gapapa”. Yang SMA ini nih, mungkin awalnya agak protes, nggak boleh bawa HP atau nggak bisa bawa laptopnya dia.  Tapi pasti kebijakan yang Cikal buat untuk kebaikan anak kan. Sebagai orang tua kami cuma bisa support. Meski tiap kebijakan pasti ada pro-kontranya, tapi gapapa kita support aja kok.” ungkapnya.


Ke depannya, kebijakan Phone Free Policy akan berlanjut di Sekolah Cikal seluruh kampus. Harapannya langkah ini akan menjadi upaya yang baik untuk membangun koneksi yang memanusiakan hubungan antara individual dan kebijaksanaan bagi seluruh anggota komunitas Cikal untuk bijak gunakan gawai. (*)


Baca Juga : Teknologi, Tantangan Nyata dalam Penerapan Pola Asuh Otoritatif




Informasi Cikal Support Center


Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs 




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : 

    • Rahma Paramita, M.Psi, Psikolog, Head of Operation Cikal

    • Dian Kartika, Pendidik TK Cikal Lebak Bulus

    • Perwakilan Murid Sekolah Cikal 

    • Ibu Santi dan Ibu Ria, orang tua murid perwakilan yang berbagi pandangan.

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana



I'M INTERESTED