Miskonsepsi Soal Ranking, Simak Penjelasan Najelaa Shihab!

Miskonsepsi Soal Ranking, Simak Penjelasan Najelaa Shihab!

Durasi Waktu Baca : 2 Menit



Jakarta, Cikal.Ranking atau peringkat di kelas sejak lama telah menjadi salah satu miskonsepsi pendidikan di Indonesia. Praktisi Pendidikan Indonesia dan Pendiri Sekolah Cikal, Najelaa Shihab, menjelaskan bahwa konsep ranking mensimplifikasi capaian belajar anak dan kompetensinya, serta menimbulkan kebiasaan bagi masyarakat kita untuk selalu terdorong membandingkan anak satu dengan anak lainnya. 


(Sekolah Cikal, sekolah berbasis kompetensi di Indonesia sejak 1999 Dok. Cikal)


Najelaa mengungkapkan bahwa dalam proses pendidikan di masa lampau ranking merupakan sebuah standar yang dapat menumbuhkan jiwa kompetitif pada diri anak yang dianggap hal yang normal. Namun, faktanya, hal tersebut adalah sebuah miskonsepsi pendidikan.

“Banyak banget pengalaman kita sekolah dulu yang sebenarnya salah kaprah. Kita anggap  hal tersebut sebagai sesuatu yang normal atau engga apa-apa. Contohnya itu ranking. Banyak dari kita yang karena waktu sekolah dulu diranking percaya bahwa ranking ada gunanya yaitu untuk menumbuhkan jiwa kompetitif.” ujarnya.


Mengingat hal tersebut adalah sebuah miskonsepsi, seperti apa penjelasan lengkap dari Najelaa Shihab tentang Ranking? Simak selengkapnya berikut ini! 




Ranking di Sekolah, Bentuk Simplifikasi Capaian Belajar Anak dan Kompetensinya


Najelaa menegaskan bahwa pemberian ranking adalah sebuah bentuk simplifikasi atau penyederhanaan capaian belajar anak dan kompetensinya. Padahal faktanya, capain belajar dan pengembangan diri anak lebih kompleks dari pada ranking.


“Ranking memberikan pesan yang salah tentang kemampuan anak karena ranking itu mensimplifikasi capaian belajar anak, mensimplifikasi kompetensi seolah-olah memang ada yang super jago, ada yang dua kali lebih jago, ada yang engga cerdas, dan sebagainya. Padahal kita tahu, capaian belajar anak itu jauh lebih kompleks dari pada itu.” ungkapnya.


Baca Juga : Najelaa Shihab Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif dari Femina Indonesia. Simak 5 Refleksi Terbaiknya Saat Dirikan Cikal!




Ranking di Sekolah, Timbulkan Kebiasaan Saling Membandingkan Kemampuan Anak


Najelaa juga menambahkan bahwa keberadaan ranking sebagai ukuran dari capaian belajar yang selama ini ada sejatinya membangun kebiasaan bagi masyarakat akan dorongan untuk saling membandingkan kemampuan anak.


“Salah kaprah kedua adalah ranking itu justru menumbuhkan kebiasaan untuk saling membandingkan, menumbuhkan kebiasaan untuk sikut menyikut.” ucapnya. 


(Ranking menumbuhkan budaya saling membandingkan. Dok. Cikal)


Untuk menumbuhkan jiwa kompetitif anak, menurut Najelaa di masa kini bukan lagi mengacu pada ranking melainkan pada memberikan ruang untuk ikut kompetisi dan membuat jiwa kompetitif anak bertumbuuh untuk selalu menjadi lebih baik dan mengembangkan dirinya dan segala potensinya.


“kalau di Cikal, kita engga pakai ranking, tapi kita bikin laporan tentang hal-hal apa yang sudah dikuasai kompetensi-kompetensi apa yang dicapai dan sebagainya. Di Cikal kita percaya bahwa keinginan untuk berkompetisi itu bagian dari fitrah semua manusia. Jadi, kalau bicara kompetensi di Cikal kita selalu fokusnya adalah ingin murid-murid berkompetisi dengan dirinya sendiri.”imbuhnya. 


Baca Juga : 




Informasi Cikal Support Center 

Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber :  Najelaa Shihab, Pendiri Cikal dan Praktisi Pendidikan Indonesia 

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED