Durasi baca : 2 menit
Jakarta, Sekolah Cikal Serpong. Seringkali orang tua menginginkan dan menargetkan anak dapat mencetak prestasi membanggakan, namun tidak memahami proses dan kemampuannya. Hal ini tanpa disadari memberikan dampak negatif terhadap pengembangan diri anak.
Konselor dan Psikolog Pendidikan Sekolah Cikal Serpong Aina Putri Khairani, S.Psi, M.Psi, Psikolog, menyebutkan bahwa terdapat 4 dampak negatif yang ditimbulkan dari menekan anak untuk mendapat nilai bagus. Simak lebih jelasnya berikut ini! (Memiliki anak yang berprestasi memang membanggakan, namun jangan sampai menjadi tekanan untuk anak. Dok. Cikal) Baca juga : Dua Tips Mengembangkan Diri Ala Maritza, Pelajar SMA Cikal Serpong Berprestasi! Dampak pertama yang dapat ditimbulkan dari pemaksaan dan tuntutan mencapai nilai bagus adalah gangguan mental. Aina mengungkapkan bahwa saat merasa tertekan, anak akan mengalami stres dan kecemasan. “Memaksa anak mendapatkan nilai yang bagus akan menimbulkan stress dan kecemasan dari tingkat yang ringan sampai pada tingkat yang parah. Hal ini dapat dimanifestasikan melalui perilakunya seperti berkeringat, restless, atau sakit perut. Pada kondisi yang ekstrim, anak bisa sampai menunjukkan gejala fisik seperti sakit atau muntah.” kata Aina. Baca juga : Cerita Ifti, Murid SMA Cikal Serpong, Aktif Berkuda Sejak Dini dan Raih Puluhan Prestasi! Tekanan untuk mendapat nilai bagus membuat sekolah dan belajar menjadi sesuatu yang menyeramkan untuk anak. Akhirnya, anak tidak mau pergi ke sekolah. “Karena tertekan, anak menjadi tidak siap menghadapi situasi belajar yang mungkin menegangkan dan menolak masuk kelas atau masuk sekolah.” kata Aina. Baca juga : Orang Tua Wajib Tahu, Inilah Batas Usia dan Waktu Tepat Anak Gunakan Gawai! Anak yang terbiasa diarahkan dan tidak mendapat kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri akan tumbuh menjadi dewasa yang kurang percaya diri dalam mengambil keputusan dan sering mencari pengakuan dari orang lain. “Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk menentukan targetnya sendiri dan terbiasa diarahkan dan ditentukan targetnya oleh orang tua, di masa depan ketika anak sudah dewasa dan tidak bersama orang tua, kemungkinan anak dapat menjadi orang dewasa yang tidak yakin dengan pilihannya dan selalu haus akan validasi, selalu perlu diyakinkan oleh orang lain dan tidak bisa mengukur kemampuannya sendiri.” jelas Aina. Baca juga : 4 Alasan Mengapa Orang Tua Tidak Boleh Membiasakan Anak Menggunakan Gawai Sejak Dini! Orang tua yang menekan anak untuk terus sempurna akan kecewa atau marah saat anak tidak mampu memenuhi ekspektasi mereka. Hal ini membuat anak takut dan tidak nyaman untuk berbagi masalah atau menceritakan kegagalan mereka. “Jika tekanan yang diberikan tidak sesuai dengan ekspektasi prestasi yang dimiliki oleh si anak. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi tidak terbuka dengan orang tua, karena merasa takut dan tidak nyaman untuk menyampaikan kondisinya yang mungkin kesulitan untuk memenuhi ekspektasi orang tuanya. Komunikasi yang terjalin juga menjadi kurang hangat.” imbuh Aina.(*) Baca juga : Pahami Penyebab Orang Tua Membandingkan Anak dan Dampak Negatifnya! Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178 Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber :Aina Putri Khairani, S.Psi, M.Psi, Psikolog. Konselor Anak dan Psikolog Anak di Sekolah Cikal Serpong Editor : Salsabila Fitriana Penulis : Rahma Yulia Mengalami Masalah Kesehatan Mental
Menolak Pergi ke Sekolah
Tidak Dapat Membuat Keputusan Sendiri
Merusak Hubungan Orang Tua dan Anak
Informasi Cikal Support Center