Psikolog Tari Sandjojo Jelaskan 3 Tahap Orang Tua Dampingi Remaja Atasi Stress

Psikolog Tari Sandjojo Jelaskan 3 Tahap Orang Tua Dampingi Remaja Atasi Stress

Durasi Waktu Baca : 3 Menit



Jakarta, Sekolah Cikal. Remaja seringkali merasakan stress karena interaksi sosial dalam ruang lingkup pertemanan, pembelajaran di sekolah, hingga interaksi dalam keluarga.


Psikolog Anak dan Keluarga dan juga Head of School Sekolah Cikal, Tari Sandjojo, M.Psi, Psikolog meneragkan bahwa dalam mendampingi stress pada remaja, orang tua perlu lebih terbuka, lebih hadir, dan lebih berkenan menjadi pendengar yang hangat bagi remaja dengan tidak menghakimi sepihak, menganggap remeh, dan tidak berlebihan dalam menyikapi apa yang dirasakan oleh remaja.


(Psikolog Tari Sandjojo menegaskan pentingnya bangun sesi dialog dampingi remaja yang merasakan stress di keseharian. Dok. Cikal)


Tari pun memberikan beberapa tips pendampingan remaja oleh orang tua dalam mengatasi stress berikut ini! 




  1. Hadirkan Sesi Dialog dengan Bertanya dan Mendengar


Langkah pertama yang disarankan oleh Psikolog Tari adalah dengan membuka diskusi dan bertanya pada anak dengan pikiran yang terbuka. Dalam hal ini, orang tua perlu menetapkan pandangan bahwa kita perlu bertanya pada anak dan tidak merasa lebih tahu. 


“Yang pertama, tanya dulu sama anaknya. Kadang-kadang kita nggak mau nanya sama anak karena merasa bahwa kita lebih tau. Percayalah bahwa setiap anak tahu apa yang dia rasakan dan tahu apa yang dia butuhkan. Jadi hal pertama justru tanya dulu dan berusaha dengarkan apa yang mereka mau dan apa yang mereka butuhkan.” ujarnya.


Baca Juga : Tari Sandjojo Tegaskan Perbaiki Hubungan dengan Anak Bisa Kurangi Kasus Rudapaksa di Bawah Umur




  1. Belajar Lebih Peka Terhadap Situasi Remaja 


Langkah kedua yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan anak remaja yang tengah menghadapi stress adalah dengan menjadi peka terhadap situasi anak dari jawaban yang dibagikan oleh anak.


“Tadi kalimat pertama sudah saya sebutkan, hal pertama yang dilakukan adalah dialog dengan bertanya dan mendengar: apa yang kamu perlukan, apa yang kamu butuhkan, nanti setelah dia jawab baru tanya, perlu bantuan kami nggak, perlu bantuan papa dan mama nggak, perlu bantuan bapak dan ibu guru nggak. Percayalah bahwa jawaban anak itu menunjukkkan situasinya saat itu.” ungkapnya.


Baca Juga : Psikolog Tari Sandjojo Beri Pandangan Tentang Pembelajaran Matetimatika Sejak TK



  1. Ajukan Beri Bantuan dan Pendampingan


Langkah ketiga yang dapat dilakukan bilamana anak di usia remaja masih belum bisa mengatasi stress yang dirasakan adalah dengan memberikan bantuan dan pendampingan. Namun, hal ini tentu perlu dikonfirmasikan dulu kepada anak, agar anak dapat dengan jujur mengekspresikan rasanya tanpa rasa takut dan tanpa merasa membebani.


“Nanti kalau ia udah jawab (saat kita tanya), artinya dia percaya, lalu kita lihat dulu lagi bener atau tidak ya butuh bantuan. Atau kalau dia bilang saya butuh bantuan a, b, c, ya coba kita berikan itu. Setelah itu, kita lihat kembali berjalan atau tidak. Kalau ternyata tidak berjalan, kita dapat tanya lagi. Oke, gimana stress levelnya sekarang, udah berkurang atau belum? Kalau belum, apalagi yang bisa kami bantu?” tuturnya.


Baca Juga : Menerapkan Pendekatan Personalisasi, Sekolah Cikal Bebaskan Murid Mendesain Model Seragam Batik Sampai Mewarnai Rambut!



Pendampingan Orang Tua ke Remaja Perlu Bertahap


Sebagai praktisi psikologis anak, Psikolog Tari menegaskan bahwa pada dasarnya mendampingi anak usia remaja yang menghadapi stress itu tidak bisa dipaksa langsung, melainkan perlu tahapan, karena pada dasarnya tahapan inilah yang menjadi kunci dari tumbuhnya kepercayaan diri anak remaja atasi masalahnya sendiri.


Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa orang tua perlu peka lebih dalam dalam melihat indikasi-indikasi perilaku anak, agar dapat memberikan pendampingan yang tepat bagi remaja, seperti misalnya perubahan perilaku, makan, hingga tidur.


“Jadi, proses menghadapi stress pada remaja itu memang bertahap, dan anak harus punya kemampuan percaya bahwa dia bisa untuk mengatasi stres tersebut. Kadang-kadang, kita sebagai orang tua pasti ngelihat ke inidikasi-indikasi yang terlihat jelas, ya, misalnya muram, menolak sekolah, sampai sakit perut di beberapa hari-hari tertentu. Tapi tidak semua anak yang kemudian langsung menunjukkan indikasi-indikasi itu. Kadang-kadang yang terjadi justru perilaku kecil, seperti, pola makan, pola tidur dan bagaimana pola perilakunya di dalam menghadapi hari-hari sekolahnya. Itu yang sebaiknya disadari dan dilihat orang tua.” imbuhnya.(*)


Baca Juga : Tari Sandjojo Beri Gambaran Pembelajaran Matematika di TK Cikal




Informasi Cikal Support Center


Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs 




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : Tari Sandjojo M.Psi, Psikolog, Head of School Cikal 

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED