Terapkan 3 Langkah Ini Untuk Bangun Kebiasaan Anak Usia Dini Merapikan Mainan!

Terapkan 3 Langkah Ini Untuk Bangun Kebiasaan Anak Usia Dini Merapikan Mainan!

Durasi Waktu Baca : 5 Menit




Bandung, Rumah Main Cikal. Menyaksikan dan mendampingi proses pertumbuhan anak-anak di usia dini merupakan momen yang penuh tantangan dan juga penuh cerita bagi orang tua. Orang tua pun seringkali merasa semakin tertantang untuk menumbuhkan praktik baik dalam diri anak melalui hal-hal sederhana, salah satunya membiasakan anak merapikan mainan di rumah. 


Baca dulu : Orang Tua, Ketahui Pentingnya Membangun Kebiasaan Merapikan Mainan Sejak Dini



Pendidik Rumah Main Cikal Bandung, Bayu Putra Pratama atau yang akrab disapa Om Bayu telah menyampaikan pentingnya membangun kebiasaan Merapikan mainan untuk anak-anak usia dini. Kini, Om Bayu akan memberikan langkah-langkah yang tepat untuk dilakukan oleh orang tua dengan anak-anak usia dini dalam membangun kebiasaan merapikan  mainan di rumah. Seperti apa langkahnya, simak di bawah ini! 


Pertama, Mencontohkan Anak Cara Merapikan Mainan, dan Memberikan Alasannya


Bayu menyebutkan bahwa langkah pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam memperkenalkan kebiasaan merapikan mainan adalah dengan memberikan contoh di hadapan anak seraya memberikan alasannya. 


“Langkah pertama adalah mencontohkan cara mengambil dan menyimpan mainan sesuai dengan tempatnya kepada anak-anak. Serta memberikan alasan mengapa kita harus merapikan mainan.” ucapnya. 


Langkah pertama ini, menurut Bayu, merupakan langkah yang merefleksikan fase anak usia dini yang selalu mengamati dan meniru apa yang orang tuanya lakukan. Tentu, segala praktik baik yang diperlihatkan oleh orang tua dalam hal ini akan diamati dan bahkan ditiru oleh anak. 


(Membangun Kebiasaan anak usia dini merapikan mainan dengan alasan akan mendorong anak mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Dok. Rumah Main Cikal)


Pemberian alasan dalam hal ini akan mendorong anak-anak di usia 2-4 tahun semakin mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya, karena di fase ini kemampuan berpikir kritis itu sedang dalam tahapan perkembangan yang pesat dalam diri anak. 


“Anak-anak pada rentang usia 2-4 tahun, kemampuan dari kognitifnya sudah sangat berkembang, yang dimana kemampuan untuk berpikir kritis, berpikir kreatif, dan fleksibilitas berpikir pada anak-anak di usia tersebut sangat menonjol. Sehingga akan lebih baik jika orangtua memberikan pengertian atau alasan mengapa sih kita harus merapikan mainan kita? Jika kita membiarkan mainan berserakan di lantai, nanti apa akibatnya ya? Dan pertanyaan-pertanyaan masuk akal lainnya yang tentunya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak.” tambahnya. 



Baca juga : Orang Tua, Simak Perbedaan Sekolah Inklusi, Sekolah Reguler, dan Sekolah Luar Biasa serta Kelebihannya Masing-Masing!


Kedua, Melakukan Kegiatan Merapikan Mainan Secara Langsung Bersama Anak


Langkah kedua yang direkomendasikan oleh Om Bayu, sapaan pendidik atau guru di Rumah Main Cikal Bandung, adalah melakukan kegiatan merapikan mainan secara langsung bersama anak. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah orang tua dan anak bermain bersama. Orang tua dapat mengajak anak untuk merapikan mainan di tempat yang ditentukan tentunya dengan kalimat ajakan dan bukan paksaan.


“Langkah kedua yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan secara langsung dan turut serta didepan anak-anak. Tentunya hal ini dilakukan setelah anak-anak memahami alasan atau esensi dari melakukan kegiatan beres-beres mainan di langkah pertama, sehingga dalam hal ini anak-anak akan melakukan kegiatan beres-beres anak-anak tidak sekedar merapikan mainan karena disuruh, tetapi ia dapat mengerti mengapa ia harus melakukan kegiatan merapikan mainan bersama orang tua setelah selesai bermain.” jelasnya. 



Baca juga : Kolaborasi Prasekolah dan Orang Tua Atasi Separation Anxiety Pada Anak Usia Dini dan 3 Rekomendasi Aksinya di Rumah!


Ketiga, Menggunakan Nyanyian Khusus saat Merapikan Mainan Bersama Anak


Langkah ketiga yang disarankan oleh Om Bayu yang mengajar di jenjang Kakak-Kakak dan Pre-Kindie Rumah Main Cikal Bandung ini adalah dengan menggunakan nyanyian khusus saat merapikan mainan bersama anak-anak usia dini. Om Bayu merekomendasikan langkah ketiga ini agar suasana dan antusiasme anak akan mendorongnya melakukan kegiatan merapikan mainan dengan baik. Tentunya proses merapikan mainan dengan bernyanyi ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan saat di Rumah Main Cikal Bandung.


(Menyanyikan lagu bersama anak usia dini saat merapikan mainan akan meningkatkan antusiasme anak usia dini melakukan kebiasaan tersebut. Dok. Rumah Main Cikal)


“Di Rumah Main Cikal, biasanya guru kelas akan langsung bernyanyi dengan lagu “Beres-Beres” dan mulai merapikan mainan sesuai dengan letaknya. Lalu untuk memudahkan anak-anak, kami membuat label dengan foto mainan tertentu, yang ditempel pada masing-masing rak penyimpanan mainan. Hal ini bertujuan agar anak-anak dapat mengingat dengan mudah ketika menyimpan mainan sesuai dengan letaknya.” ceritanya. 


Kunci Ajarkan Kebiasaan Merapikan Mainan : Pahami Proses Anak Tanpa Emosi Berlebihan 


Sebagai pendidik yang telah mengajar di Rumah Main Cikal Bandung untuk jenjang anak-anak usia 6 Bulan hingga 4 Tahun sejak 2017, Om Bayu pun mengingatkan kepada orang tua untuk memahami sudut pandang anak usia dini yang juga tengah berusaha mengenali dan memahami sekitarnya, termasuk belajar merapikan mainannya. 


“Memang membutuhkan waktu untuk dapat membuat anak-anak melakukan kemampuan-kemampuan life skills secara mandiri, terutama pada anak-anak di rentang usia dini. Dan yang perlu diingat oleh orangtua, sudut pandang dan pola pikir anak-anak dengan orang dewasa itu sangatlah berbeda. Adanya ketidak seimbangan pola pikir antara anak-anak dan orang dewasa inilah yang sering kali membuat  apa yang dirasa oleh orang tua sudah benar dan sempurna, namun ternyata menurut anak-anak tidak sama yang akhirnya konteks perbedaan ini  terabaikan.” ucapnya. 



(Membangun kebiasaan anak usia dini merapikan mainan kuncinya adalah membuat kegiatan tersebut terasa menyenangkan dan tidak menekan. Dok. Rumah Main Cikal)


Pemahaman akan perbedaan sudut pandang, proses dan waktu bagi anak-anak usia dini untuk terbiasa akan aktivitas merapikan mainan ini secara bertahap tentu menjadi pengingat untuk orang tua untuk tidak memupuk dan menunjukkan emosi berlebihan apabila anak masih tidak ingin melakukannya. Kuncinya menurut Bayu adalah membuat anak merasa kegiatan merapikan mainan adalah kegiatan yang menyenangkan dan bukan menekan.


“Orang tua dapat melakukan ketiga langkah yang telah disebutkan di atas secara berulang dan berkala, perlahan-lahan secara tidak langsung anak-anak mendapatkan contoh langsung bagaimana cara menyimpan mainannya dengan baik dan benar, mengetahui sebab-akibat jika tidak merapikan mainan, dan dengan menyanyikan lagu khusus ketika sedang merapikan mainan, selain menjadi tanda waktu untuk segera merapikan mainan, kegiatan ini pun akan menjadi lebih menyenangkan dilakukan bagi anak-anak, serta ketika melakukan kegiatan beres-beres anak-anak tidak sekedar merapikan mainan karena disuruh, tetapi ia dapat mengerti mengapa ia harus melakukan kegiatan itu.” tutupnya. (*)


Baca juga: 7 Cara Kenalkan dan Tumbuhkan Empati Anak Usia Dini di Jenjang Prasekolah



Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi Anak usia Dini di Rumah Main Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)


Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 


  • Narasumber : Bayu Putra Pratama 

Bayu Putra Pratama atau biasa di panggil Om Bayu merupakan lulusan dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Om Bayu telah menjadi guru untuk Rumah Main Cikal Bandung sejak tahun 2017. Om Bayu juga telah mengajar untuk berbagai level mulai dari level Adik-Adik hingga Reception Senior.


Selain mengajar, Om Bayu juga seorang seniman yang biasa berpameran di berbagai perhelatan seni dan perform dalam grup band yang ia bentuk di tahun 2019.


Dalam mengajar, Om Bayu terinspirasi dari illustrator gambar anak yaitu Pak Tino Sidin dan Pak Raden. Karena Om Bayu percaya bahwa menggambar sambil bercerita adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan audio-visual anak-anak di sekolah maupun di rumah.


  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana


I'M INTERESTED